27 C
Semarang
Tuesday, 17 June 2025

Butuh Kreativitas, Kembangkan UMKM Kerajinan Boneka untuk Gantungan Kunci

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Demak – Usaha mikro kecil menengah (UMKM) berupa pembuatan boneka gantungan kunci di Desa Bungo, Kecamatan Wedung dikembangkan pasangan suami isteri Arifin dan Indah Kurniawati. Orangnya masih muda. Namun, ia kreatif dan memiliki kepedulian tinggi terhadap nasib ratusan warga, utamanya kaum perempuan eks pembuat petasan.

Pria kelahiran Demak, 28 Juni 1975 ini membuka usaha pembuatan boneka ukuran kecil kecil untuk gantungan kunci. Usahanya yang terus berkembang membuat banyak warga sekitar yang terserap menjadi tenaga kerjanya. Yang menarik, para pekerjanya adalah kalangan perempuan yang sebelumnya membuat petasan. Dengan misi ingin mengentaskan ibu-ibu agar tidak lagi membuat petasan itu, Arifin pun berjuang keras untuk membuka usaha sendiri dibawah bendera UD Mutiara Bunga. Melalui usahanya itu, ia berharap bisa menjadi mutiaranya Desa Bungo, utamanya dalam mengentaskan warga dari membuat mercon.

Arifin memang murni berasal dari keluarga perajin boneka dikampungnya. Ayahnya, Maskan, adalah perajin boneka ukuran besar. Kakaknya, Miftah, perajin topi untuk anak-anak dan adiknya Musiron, adalah perajin boneka kecil dan kaos olahraga. Dulu, ia kerap membantu orang tuanya untuk mengembangkan usaha boneka ini, termasuk menjual boneka di keramaian pasar malam di berbagai daerah. Namun, sejak menikah pada 2003 dengan Indah Kurniawati, ia langsung membuka usaha kerajinan boneka sendiri dirumahnya.

Rumahnya sederhana. Terletak di Gang Kenanga, RT 1 RW 2, Desa Bungo, Kecamatan Wedung. Di rumah kayu itulah, Arifin dan istrinya menggeluti usaha boneka. Sehari ia bisa membuat atau memproduksi sebanyak 1.000 an boneka. Untuk membuat boneka itu, ia mendatangkan bahan kain dari Bandung maupun beli dari kain perca potongan dari pabrikan garmen.

Boneka gantungan kunci yang diproduksi Arifin kemudian dikirim ke grosir yang ada diberbagai daerah. Seperti Semarang, Demak, Kudus dan ada pula yang dikirim ke Kalimantan. Untuk memperlancar usahanya, ia dibantu tenaga kerja. “Para pekerja ini rata-rata ibu rumah tangga dan anak putus sekolah. Ada pula yang hanya lulusan SD atau SMP. Semula mereka rata-rata juga pembuat petasan. Namun, mereka kini tidak lagi membuat petasan dan telah beralih menjadi pembuat boneka di rumah saya,”katanya.

Dia mengatakan, tidak semua tenaga kerja datang ke rumahnya. Namun, ibu-ibu juga diberi keleluasaan agar bisa membuat kerajinan boneka dirumah mereka sendiri. Mereka pun dibekali mesin jahit yang dibutuhkan. Ada sekitar 20 mesin jahit kecil (biasa) dan beberapa mesin obras (juki). Jumlahnya masih terbatas. Meski demikian, Arifin merasa senang dan gembira. Sebab, secara perlahan-lahan, pola pikir warga disekitarnya sudah berubah. Yang semula menjadi pembuatan petasan, kini bisa dan mau bekerja disektor lainnya, utamanya membuat boneka.

“Alhamdulillah, bisa membuka lapangan pekerjaan dan membantu warga sekitar,”ungkapnya bersyukur. Bekerja sebagai pembuat boneka, penghasilan pekerja tersebut rata-rata Rp 600 ribu perbulan. Upah tersebut lebih tinggi dibandingkan bekerja sebagai pembuat petasan yang hanya musiman tiap hendak lebaran. “Ibu-ibu dan anak mereka yang sama-sama bekerja membuat boneka ini juga sama-sama dapat penghasilan. Dengan begitu, pendapatan keluarga mereka lebih meningkat daripada membuat petasan,”kata dia.

Arifin bertekad agar usaha bonekanya itu terus berkembang sehingga secara otormatis bisa turut andil mengurangi produksi mercon yang dibuat warga. “Sebab, kita khawatir, kalau usaha boneka ini tidak berkembang nanti mereka (warga) bisa membuat mercon lagi. Dan, alhamdulillah usaha saya sampai sekarang bisa rutin membuat boneka sehingga warga tidak tertarik membuat petasan lagi. Kesejahteraan mereka pun meningkat,”katanya.

Kepala Dindagkop Pemkab Demak, Iskandar Zulkarnain melalui Kabid Koperasi dan UMKM, Sunarto menyampaikan, di Demak banyak UMKM yang berdiri. Meski demikian, butuh dukungan pemerintah dalam pengembangan usahanya. “Kita berikan pelatihan-pelatihan, termasuk menjahit,”katanya. (hib/web/bas)

Reporter:
Wahib Pribadi

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya