RADARSEMARANG.COM, Demak – Kabupaten Demak memiliki batik tulis dengan ciri dan corak yang khas. Dengan perpaduan motif pesisiran dan pertanian, ciri khas batik tulis Demak tersebut kini terus gencar diperkenalkan ke khalayak melalui berbagai ajang promosi maupun pameran.
Batik tulis Demak ini antara lain diproduksi oleh Dwi Marfiana, warga Desa Karangmlati, Kecamatan Demak Kota. Untuk menuju ke lokasi kerajinan batik ini, dapat melalui jalur Demak-Bonang. Letaknya ada ditepi jalan raya. Dwi menekuni pembuatan batik lebih banyak menonjolkan motif pesisiran dan pertanian yang jarang dibuat pembatik di daerah lain. Iapun telah mempromosikan batik Demak hingga ke Semarang, Jogjakarta, Surabaya hingga Jakarta.
Awal-awak merintis usaha UMKM kerajinan batik tulis ini, pihaknya mengikuti berbagai even pameran termasuk bazar UMKM. Upaya promosi itu telah dilakukannya bertahun-tahun. Hasilnya, batik Demak kini mendapat perhatian cukup luas. Sejumlah daerah yang disinggahinya menyatakan meminta pesanan lantaran tertarik batik khas Demak yang tampak unik dan nyaman dipandang itu.
Ada beberapa motif yang ditawarkan sehingga membuat banyak orang tertarik. Yaitu, motif ulam segaran, tigo rangsik, sabet rangsik, semangka tegalan, karang melati dan cupit kepiting. Istilah rangsik diambil dari kata urang (udang), kerang dan sisik. Penyederhanaan nama serta bentuk binatang laut untuk lebih memperlihatkan ciri batik pesisiran.
Seperti diketahui, warga Demak sebagian diantaranya hidup ditepi pantai. Mereka menekuni pekerjaan sebagai nelayan. Untuk mengapresiasi hasil kerja para nelayan itulah, Dwi mencoba mengabadikan melalui karya seni batik pesisiran yang digelutinya itu. Selain pesisiran, motif semangka tegalan terinspirasi oleh buah semangka yang juga menjadi andalan Demak.
Daerah ini dikenal sebagai daerah pertanian. Tak dapat dipungkiri, sekitar 60 persen penduduknya adalah petani. Mereka setiap hari bekerja di ladang dan sawah untuk mencari penghidupan. Mereka mengejar kesejahteraan dalam kehidupannya sehari-hari. Karena itu, kerja keras petani itupula yang menarik perhatian Dwi untuk diabadikan dalam sentuhan batik-batik karyanya.
“Kita hargai kerja keras para nelayan dan petani,”katanya. Marfiana tak hanya gencar berpromosi melestarikan batik tulis khas Demak. Namun, dia juga membuka semacam bengkel membatik melalui pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) Desa Karangmlati. PKBM tersebut juga menyelenggarakan kejar paket C kejuruan.
Mereka yang menjadi warga belajar di PKBM berkesempatan menimba ilmu gratis. Setelah lulus mereka menerima ijazah setara SMK dan sertifikat batik. “Batik ini akan kita kembangkan terus dengan mencetak anak-anak muda sebagai kader-kader pembatik,”ujar Marfiana.
Kepala Dindagkop Pemkab Demak, Iskandar Zulkarnain mengungkapkan, perkembangan batik Demak cukup pesat. Klaster batik menjadi salah satu andalan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Demak. “Maka, kita dukung bagaimana pemasaran batik ini bisa lebih baik lagi,”ujarnya. (hib/web/bas)