RADARSEMARANG.COM, Demak – Pemkab Demak hingga kini terus berupaya mendorong sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tumbuh berkembang. Maka, tantangan yang dihadapi antara lain sampai saat ini adalah soal daya saing. Karena itu, daya saing tersebut tidak hanya berorientasi hasil produk saja, namun juga terkait sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki daerah. Termasuk, soal tingkat efisiensi produk, kemasan produk dan lainnya.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi UKM (Dindagkop) Pemkab Demak, Iskandar Zulkarnain mengungkapkan, untuk mendorong peningkatan kualitas produk dan SDM tersebut, sejak beberapa tahun lalu dikembangkan sistem E-Commerce.
Sistem pemasaran ini tidak hanya meningkatkan promosi lewat sarana pameran saja, namun juga melalui sistem atau tekhnologi berbasis Android.
“Kita angkat produk lokal sebagai ciri khas daerah agar bisa bersaing dalam pasar yang lebih luas. Karena itu, dalam persaingan global ini, produk lokal Demak harus mampu bersaing, termasuk dalam setidaknya dalam kompetisi masyarakat ekonomi Asean (MEA). Kita tidak boleh pesimis dengan membanjirnya produk asing, tapi bagaimana kita juga dapat mendorong produk lokal bersaing dipasaran Asean,”katanya.
Menurunya, adanya MEA disatu sisi merupakan tantangan. Namun, disisi yang lain juga menjadi peluang. Para pelaku usaha, utamanya UMKM akan terus digenjot pemasarannya melalui aplikasi E-Commerce berbasis Android atau promosi online tersebut. Agar memahami sistem aplikasi itu, Dindagkop telah melatih para pelaku UMKM tersebut.
Setidaknya sudah ratusan pelaku usaha yang ikut pelatihan. Para pelaku usaha dilatih oleh ahli tekhnologi informasi (TI). UMKM ini ada yang berbasis pertanian, perikanan maupun pariwisata. Menurutnya, sebetulnya sudah banyak produk yang masuk ke toko modern. Bahkan, sudah ada yang diekspor ke Hongkong, seperti kue keciput khas Demak. Itu semua berkat promosi online.
“Pemerintah daerah terus mencoba memfasilitasi dan mendorong pelaku usaha agar kreatif dalam memasarkan produknya,”kata dia. Dia mengatakan, di Demak produk-produk unggulan antara lain, produk pengolahan ikan, mebeler (furniture), konveksi, kaligrafi, dan lainnya. Yang kini, menjadi perhatian adalah bagaimana produksi garam Demak juga bisa terangkat.
Dalam hal ini, pemerintah harus memberikan perlindungan kepada petani garam agar produksinya bisa laku dipasar global. “Selama ini, dibukanya kran impor garam membuat produksi garam petani termarjinalkan,”ujar dia. Menurutnya, agar bisa bersaing dengan produk impor, produksi dalam negeri memang harus konsisten meningkatkan kualitas sesuai gugus kendali mutu yang ada. “Agar bisa ekspor produk lokal ini, memang harus difasilitasi atau diarahkan bagaimana pemasarannya,”imbuhnya. (hib/web/bas)