RADARSEMARANG.COM, Demak – Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Demak mulai surut. Meski demikian, masih ada puluhan desa yang belum sepenuhnya terbebas dari banjir.
Ini terjadi karena daerah aliran sungai over kapasitas akibat sedimentasi yang tinggi, sehingga tidak mampu menampung curah hujan tinggi. Selain itu, juga akibat naiknya air laut alias rob di pesisir Pantura Sayung.
Di Kecamatan Mijen, ada tiga desa yang masih tergenang. Di Kecamatan Demak Kota ada satu kelurahan dan dua desa. Di Kecamatan Bonang terdapat 10 desa. Di Kecamatan Karangtengah ada lima desa, dan di Kecamatan Karanganyar ada empat desa.
Sedangkan di Kecamatan Sayung ada 10 desa yang masih terendam banjir. Di antaranya, Desa Prampelan, Sayung, Loireng, Bedono, Sriwulan, Purwosari, Timbulsloko, dan Sidogemah.
Banjir kemarin juga masih merendam Jalan Raya Pantura Onggorawe, Kecamatan Sayung. Akibatnya, kendaraan dari arah Semarang-Demak berjalan tersendat.
Air tersebut merupakan limpasan dari Sungai Pelayaran yang ada di sepanjang Jalan Pantura tersebut. Apalagi posisi jalan raya juga hampir sama dengan ketinggian sungai. Sehingga air merendam jalan nasional tersebut.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, banjir yang terjadi sejak Sabtu (31/12/2022) lalu merata di 14 kecamatan. Di wilayah Kecamatan Wedung ada delapan desa terdampak banjir.
Kemudian, Kecamatan Bonang 19 desa, Kecamatan Demak Kota tiga desa, Kecamatan Karangtengah 16 desa, Kecamatan Sayung 17 desa, Kecamatan Guntur 11 desa, Kecamatan Mranggen delapan desa, Kecamatan Karangawenn dua desa, Kecamatan Wonosalam enam desa, Kecamatan Mijen tiga desa, Kecamatan Karanganyar enam desa, Kecamatan Gajah lima desa, Kecamatan Dempet delapan desa, dan Kecamatan Kebonagung tiga desa. Total ada 115 desa dan kelurahan terdampak banjir.
Akibat banjir, tercatat ada 265 warga mengungsi, 39.483 rumah terendam banjir, 24 rumah roboh, 45 rumah rusak, lima sarana ibadah rusak, tiga sarana pendidikan rusak, 2.519 hektare tambak terendam, 5.931 hektare sawah terendam, serta 39.864 kepala keluarga (KK) atau 155.268 jiwa terdampak banjir. Selain itu, fasilitas pemerintahan juga terendam banjir serta 10 tanggul sungai kritis.
Kepala Pelaksana BPBD Demak Agus Nugroho LP menyampaikan, di Kabupaten Demak tidak hanya banjir yang terjadi dengan intensitas tinggi. Namun cuaca ekstrem juga disertai angin puting beliung, sehingga makin memperparah dampak bencana hidrometeorologi yang berlangsung sejak 31 Desember 2022 tersebut.
“Untuk mengatasi banjir ini, kita telah memenuhi kebutuhan logistik berupa makanan cepat saji. Pendirian dapur umum. Bantuan alas tidur dan selimut, bantuan genteng dan asbes, pasokan air bersih dan obat-obatan,”katanya.
Agus menambahkan, petugas juga terus melakukan asesmen untuk mencatat perkembangan penanganan wilayah terdampak banjir. Selain itu, memasok karung atau sak untuk peninggian tanggul sungai yang meluber. (hib/aro)