RADARSEMARANG.COM, Demak – Dinas Pertanian (Dinpertan) Pangan Pemkab Demak mewaspadai penyakit pada hewan ternak. Utamanya jenis penyakit lumpy skin disease (LSD). Penyakit LSD ini muncul disebabkan virus pox pada sapi.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Dinpertan Pangan, Dyah Purwatiningsih mengatakan, di Demak ada beberapa hewan yang terserang penyakit LSD. Penyakit LSD untuk hewan antara lain ada di wilayah Kecamatan Guntur dengan 10 kasus. Kemudian di Mranggen 24 kasus, Wonosalam 1 kasus, Mijen 10 kasus, dan Karangawen 5 kasus. “Jadi total keseluruhan ada 50 kasus,”katanya.
Ia menambahkan, virus LSD sangat stabil di lingkungan dalam waktu lama pada suhu kamar, terutama pada keropeng kering. Pada kulit yang mengalami nekrotik, virus pada nodul dapat bertahan hingga 33 hari atau lebih, pada kerak kering hingga 35 hari, dan setidaknya 18 hari dalam kulit yang dikeringkan.
Penyakit LSD tidak menular kepada kambing, domba dan manusia. Tingkat penularan penyakit antara 10-20 persen dengan kematian sebesar 1-5 persen. Adapun, tingkat kesembuhan dapat mencapai 27 persen. “Sedangkan, masa virus masuk hingga menimbulkan infeksi adalah 28 hari, dan penyakit ini tidak menginfeksi kambing, domba dan manusia,” tambahnya.
Dinpertan Pangan terus mencegah penyebaran LSD. Salah satunya dengan melakukan pengobatan pada ternak yang terinfeksi. Memisahkan dan mengisolasi ternak yang menunjukkan gejala klinis penyakit Lumpy Skin Disease dari ternak yang sehat. Selanjutnya, melakukan koordinasi dengan pejabat otoritas veteriner Provinsi Jawa Tengah untuk tindakan lebih lanjut.
Ciri – ciri penyakit LSD yakni demam mencapai 41,5 °C, tidak nafsu makan dan penurunan produksi susu, kemudian ingusan, dan hipersalivasi konjungtivitis, depresi dan pembengkakan Limfoglandula terdapat nodul pada kulit yang berbatas, jelas dan menonjol di bawah kulit atau di bawah otot dengan diameter antara 2-5 cm. “Masyarakat jika menemui hewan ternaknya teridentifikasi sebaiknya segera melapor agar segera ditangani,” tambahnya. (hib/fth)