RADARSEMARANG.COM, Demak – DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Demak merayakan bulan bhakti Bung Karno. Perayaan itu diwujudkan dengan pagelaran wayang kulit dan bakar ikan bersama diikuti kader partai serta tamu undangan.
Giat bulan bhakti Bung Karno digelar di area pembangunan Kantor DPC PDIP Demak yang baru, di Jalan Lingkar Kota Demak, Desa Mranak, Kecamatan Wonosalam.
Pentas wayang kulit oleh Ki Dalang Catur Bayu Mustiko Aji asal Kudus ini mengambil tema lakon “Kunti Pitutur Luhur”. Artinya, anak harus taat pada ibunya. Atau yang secara umum, kader partai wajib taat pada pemimpinnya. Meskipun pemimpinnya itu perempuan.
Lakon ini juga bermaksud untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila dengan lima silanya sekaligus menguatkan Kabupaten Demak dengan pembangunan yang berkelanjutan.
Ketua DPC PDIP Demak, H Fahrudin Bisri Slamet mengatakan, gelaran wayang kulit bertujuan untuk nguri-uri budaya lokal yang dulu pernah dipopulerkan Sunan Kalijaga. Menurutnya, apa yang dilakukan merupakan bentuk pengabdian sebagaimana dedication of life Bung Karno.
Slamet pun membacakan dedication of life Ir Soekarno, presiden RI pertama tersebut.
“Saya adalah manusia biasa. Saya des tidak sempurna. Sebagai manusia biasa, saya tidak luput dari kekurangan dan kesalahan.
Hanya kebahagiaanku ialah dalam mengabdi kepada Tuhan, kepada tanah air, kepada bangsa. Itulah dedication of life ku.
Djiwa pengabdian inilah yang menjadi falsafah hidupku dan menghikmati serta menjadi bekal hidup dalam seluruh gerak hidupku.
Tanpa djiwa pengabdian ini, saya bukanlah apa apa. Akan tetapi dengan djiwa pengabdian ini, saya merasakan hidupku bahagia dan manfaat. Soekarno, 10 September 1966.
Menurut Slamet, dedication of life itu telah menyuntik semangat pengabdian kader PDIP Kabupaten Demak dalam ikut membangun daerah.
“Kalau sesuai lakon, kunti pitutur luhur ini kita kaitkan dengan kepemimpinan di Demak oleh seorang ibu. Beliau adalah ibu Bupati dr Eistianah. Beliau adalah kader partai. Semoga ke depan, Demak di bawah kepemimpinan beliau, bisa lebih guyub, maju, dan bermartabat,”katanya.
Slamet mengatakan, adanya bakar ikan bersama juga dimaksudkan untuk membantu Pemkab Demak dalam rangka mengurangi angka stunting di Kota Wali. Demak harus bisa zero stunting. Berdasarkan data, dari 97. 059 anak balita di Demak, 946 anak diantaranya masuk kategori stunting.
Saat diukur ketinggiannya, balita-balita ini tergolong sangat pendek. Sedangkan, 3.275 anak lainnya termasuk pendek biasa. “Maka, anak-anak ini tetap memerlukan perbaikan gizi, utamanya di usia seribu hari pertama kelahiran,”ujar Slamet.
Bupati Demak, dr Eistianah menyampaikan, pihaknya mengapresiasi gelaran wayang kulit dan bakar ikan bersama dalam rangkaian perayaan bulan bhakti Bung Karno ini.
Bupati mengatakan, sesuai dengan dedication of life Bung Karno yang telah dibacakan Ketua DPC PDIP tersebut , yang terpenting memang adalah sebuah pengabdian. Karena itu, pengabdian baik yang ada di eksekutif maupun di legislatif tentu akan membuahkan kekuatan dalam membangun Demak yang lebih bermartabat.
“Terimakasih kepada Pak Ketua DPC PDIP yang turut membantu nguri-uri budaya wayang kulit dan ikut menekan angka stunting dengan mensosialisasikan makan ikan bersama. Sukses untuk bulan bhakti Bung Karno kali ini,”kata bupati. (hib/svc/bas)