28 C
Semarang
Saturday, 19 April 2025

Begini Proses Pemasangan Girder Tol Semarang-Demak, Butuh 45 Menit dan Jeda Waktu 2 Jam Persiapan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Demak – Tiga alat berat berupa crawler crane atau crane jumbo masing masing seberat 275 ton berperan penting dalam pemasangan girder atau gelagar jembatan beton di jalan tol Semarang-Demak, tepatnya di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung.

Crane tersebut mampu mengangkat satu girder seberat 86 ton dengan panjang 40,8 meter.  Adapun, total girder yang diangkat dan dipasang sebagai penghubung dua sisi tiang jembatan ada 8 balok atau bentangan. Crane bertugas meletakkan dua sisi ujung girder sesuai tempatnya.

Humas PT Wijaya Karya (Wika), Tjujuk mengungkapkan, cara kerja crane menjadi perhatian serius. Karena itu, bandul yang ditaruh dibadan crane menentukan keberhasilan pemasangan girder.

“Berat crane tentu harus lebih besar dibandingkan grider yang diangkat. Jika tidak, crane bisa oleng,”katanya saat ditemui RADARSEMARANG.COM dilokasi pemasangan girder.

Menurutnya, cara kerja crane warna biru yang digunakan itu tidak semudah yang dibayangkan. Banyak petugas yang berperan dalam kesuksesan pengangkatan girder itu.

“Ada petugas khusus yang kasih aba aba baik saat crane berjalan menuju posisi maupun saat pengangkatan girder. Masing masing petugas dibekali radio untuk komunikasi,”ujarnya.

Lantaran tanah tempat crane berjalan terlalu lembek, maka roda crane yang dibuat dari bahan baja dibawahnya juga diberikan karpet atau landasan lembaran baja juga. Hal itu diperlukan agar crane tidak ambruk saat berjalan menuju lokasi pemasangan girder. Sesuai jadual waktu yang direncanakan, tepat pukul 23.00, prosesi pemasangan girder pun dimulai.

Dalam proses pemasangan girder itu, diawali dengan gerakan sebuah truk multi axle atau truk boogie. Yaitu, truk khusus yang bertugas mengangkut girder ke lokasi dekat pemasangan. Setelah itu, tiga crane yang telah berada di sisi kanan dan kiri mencoba mengangkat girder di dua ujungnya dengan pengait baja.

Dalam pemasangan girder ini, dua sisi ujungnya diikat pakai rantai pengencang kanan kiri. Setelah itu, antara girder disatukan biar tidak oleng.  “Ini supaya pengangkatannya aman juga saat mendudukkannya,”ujar dia.

Karena pemasangan pada malam hari, maka cara kerja crane juga dibantu dengan lampu penyinar yang dipasang di 15 titik disekitar lokasi. Masing masing lampu berdaya listrik 400 watt.  Lampu itu terang benderang fokus menyinari sisi sisi pengangkatan girder.

“Pemasangan girder malam hari memang lebih berat. Karena itu, sebelum kegiatan pemasangan girder ini, semua peralatan penunjang telah diuji kelayakannya oleh tenaga khusus,”katanya.

Itu diperlukan demi kelancaran dan keselamatan dalam pemasangan girder yang ada. Secara teknis, jika dalam kondisi hujan, pemasangan pun juga tidak bisa dilakukan. Selain licin juga rawan gagal.

Menurut Tjujuk, pemasangan girder memang harus berhasil. Sebab, jika tidak berhasil, kerugian yang dirasakan akan cukup besar. Satu girder saja harganya sudah Rp 1 miliar lebih.

Selain itu, sekali gagal pasang, maka akan membutuhkan waktu cukup lama. Ini karena girder pengganti harus dipesan dulu baru dibuatkan sesuai ukuran yang dibutuhkan.  “Karena itu, semua harus berdasarkan survey dan uji kelayakan, termasuk kelayakan alat berat yang dipakai agar pemasangan berhasil,”katanya.

Menurut Tjujuk, pada hari pertama, girder yang dipasang hanya dua. Berdasarkan evaluasi, maka pada hari kedua, dapat dipasang tiga girder. Karena itu, hingga hari kedua sudah lima girder terpasang ditempatnya. “Hari pertama hanya bisa pasang dua. Kalau ditambah lagi waktunya bisa melebihi pukul 04.00,”katanya.

Karena itu, setelah dievaluasi, petugas dan alat berat crane ditambah, termasuk operatornya. Pada hari pertama, crane hanya dua buah. Kemudian, ditambah satu crane pada hari kedua.

“Saat pemasangan girder rata rata hanya butuh waktu 43 hingga 45 menit. Awal pemasangan sempat 50 menit. Yang lama itu persiapannya,”ujar Tjujuk.  Menurutnya, sekali pasang butuh jeda sekitar 2 jam untuk persiapan. Sebelum pemasangan hari pertama sempat diwarnai hujan dan macet panjang sekitar 3 kilometer.

Setelah hujan mereda dan area sudah kering, pemasangan baru bisa dimulai. Sedangkan, pada pemasangan hari kedua, kemacetan telah berkurang. Sebab, para sopir telah mengetahui adanya pekerjaan pasang girder tersebut sehingga lebih memilih tidak melakukan perjalanna lewat Sayung.

Penanggungjawab lapangan PT Wika, Tony Umar mengatakan, sebelum pemasangan girder dimulai petugas dilapangan telah melakukan prosesi selamatan dan doa bersama. “Tiga sebelumnya juga sudah melakukan pengecekan situasi lapangan, termasuk menghitung kendaraan yang lewat di jalur Pantura Sayung yang melalui lokasi pemasangan girder,”katanya.

Kapolres Demak AKBP Budi Adhy Buono mengatakan, pihaknya bersama jajaran Satlantas Polda Jateng melalukan pemantauan langsung dilokasi pemasangan girder ditunggui hingga selesai. “Pemasangan girder kita pastikan aman dan lancar. Untuk kendaraan juga telah disediakan jalur alternatif sehingga tidak ada kemacetan berarti,”ujarnya. (hib/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya