RADARSEMARANG.COM, Demak – Bawaslu Demak menjalin kerjasama atau MoU dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Demak. MoU terkait dengan sosialisasi pengawasan partisipatif pemilu dan pilkada.
Ketua Bawaslu Demak Khairul Saleh mengatakan, kondisi demokrasi yang berkembang di Demak menjadi catatan tersendiri termasuk oleh bawaslu. Menurutnya, saat ini yang menjadi musuh besar yang dihadapi dalam setiap pemilihan adalah soal money politics. “Politik uang diakui atau tidak telah menjadi realitas. Ini menjadi tantangan bagi demokrasi yang menjadi sistem politik kita,”katanya.
Ia menambahkan, demokrasi yang demikian dinilai kurang mampu dalam mensejahterakan masyarakat. Selain itu, money politics juga telah mencederai kualitas nilai demokrasi. Soal lain adalah adanya politik identitas, dan ujaran kebencian yang juga turut mengemuka.
“Maka, bawaslu mengajak PCNU dan organisasi kemasyarakatan lainnya untuk bersinergi bersama mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga nilai demokrasi dan penguatan civil society,” tambahnya.
Dalam menjaga demokrasi, bawaslu juga berharap masyarakat sadar dalam menggunakan hak pilihnya. Tidak hanya saat akan pemilihan saja. Namun,masyarakat diminta aktif dalam proses pemilihan. “Sekarang banyak bertebaran informasi yang tidak sesuai dengan fakta yang ada. Jika masyarakat paham akan melakukan filter sebelum sharing informasi,”katanya.
Ketua PCNU Demak KH Aminudin menyampaikan, pihaknya mengapresiasi adanya MoU dengan Bawaslu tersebut. Secara tidak langsung, pengawasan pemilu sudah menjadi kewajiban umat Islam dalam rangka amar ma’ruf nahi munkar. “Ini bagian dari ikhtiar atau ijtihad kita. Karena itu, perlu ada edukasi pada masyarakat,” tambahnya. (hib/fth)