RADARSEMARANG.COM, Demak – Aksi komplotan begal jalanan di Demak semakin nekat. Mereka tak segan melukai korbannya. Bahkan sampai meninggal. Kali ini, korbannya Ahmad Saefudin, warga Desa Gaji, Kecamatan Guntur, Demak.
Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Jawa Tengah ini tewas setelah ditusuk begal di jalan raya penghubung antara Desa Blerong, Kecamatan Guntur dan Desa Bulusari, Kecamatan Sayung, tepatnya di sekitar Patung Pak Tani.
Aksi begal maut ini terjadi Senin (13/12) dini hari sekitar pukul 00.30. Korban yang merupakan anak pasangan Abdul Humaid, 57, dan Salamah, 54, tersebut tewas di lokasi kejadian dengan luka sobek akibat tusukan senjata tajam (sajam) di bagian bawah dada.
Kemungkinan besar korban kehabisan darah akibat luka dalam, sehingga menghembuskan nafas terakhirnya. Saat kejadian, korban masih mengenakan helm warna hitam dan sandal jepit warna serupa. Juga masih membawa handphone (HP) warna biru merek Asus.
Dalam kejadian ini, sepeda motor Honda Vario nopol AA 6654 HZ lengkap STNK dengan alamat Dukuh Pesantren RT 2 RW 2 Lipursari, Kecamatan Leksono, Wonosobo yang dikendarai korban tidak sempat dibawa lari pelaku. Motor tergeletak di tepi jalan di lokasi korban ditusuk.
Sebelum kejadian, korban sempat menunggu ayahnya yang sedang dirawat di rumah sakit di Demak. “Saat pulang kemungkinan besar korban dijambret di lokasi kejadian,” kata Kapolres Demak AKBP Budi Adhy Buono kepada RADARSEMARANG.COM.
Ia menambahkan, kejadian itu diketahui warga sekitar yang sedang mengerjakan pengurugan tanah padas. Warga terkejut ketika ada suara orang meminta tolong dari arah jalan raya Blerong yang masuk wilayah RT 5 RW 2 tersebut.
“Ada warga sekitar lokasi yang mendengar suara sepeda motor terjatuh seperti kecelakaan. Tak lama kemudian ada suara orang minta tolong,”katanya.
Dari suara itulah, beberapa warga langsung keluar rumah dan menuju lokasi. Di lokasi, diketahui ada empat orang yang mengendarai dua sepeda motor. Yaitu, Honda Vario dan Honda Beat. Dengan tergesa-gesa mereka langsung balik arah melarikan diri ke jalan Desa Bulusari (barat).
“Saat didekati, korban sudah dalam kondisi tergeletak tidak bergerak dan melihat ada luka di bagian dada. Sedangkan, sepeda motor korban terjatuh di tengah jalan raya,” tambahnya.
Kapolres menambahkan, petugas Polsek Guntur langsung melakukan olah kejadian perkara terkait keberadaan korban yang meninggal di lokasi. Mayat korban lalu dievakuasi dibawa ke RSUD Sunan Kalijaga untuk diidentifikasi dan divisum. “Kami masih melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap pelaku,” katanya.
Terpisah, Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Wonosobo menuntut Polri segera menyidik dan menangkap pelaku pembunuhan terhadap kadernya, Ahmad Saefudin alias Asep. Asep tercatat kuliah di Universitas Ilmu Sains dan Al-Qur’an (Unsiq) Wonosobo dan aktif di PMII Cabang Wonosobo.
“Sahabat Asep adalah kader kami, dan kami menuntut agar Polri mengambil tindakan cepat dan tegas menangkap pelaku pembunuhan,” kata Ketua IKA PMII Wonosobo, Thoriq Zainul Alam kepada RADARSEMARANG.COM.
Asep diduga dirampok setelah menunggu orang tuanya yang tengah menjalani perawatan inap di rumah sakit. Sekitar pukul 01.00 dini hari, korban meninggalkan rumah sakit untuk kembali ke kediamannya, Desa Gaji, Kecamatan Guntur.
Dalam perjalanan pulang, korban diduga ditangkap dan dibunuh. Korban mengalami luka tusuk bagian dada depan dan robek. “Tindakan tersebut merupakan tindakan tidak beradab, dan tidak manusiawi. Polisi harus secepatnya menuntaskan kasus ini,” lanjutnya.
Korban masuk dalam organisasi PMII pada tahun 2006, mengambil program Studi PAI, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FITK) Unsiq Wonosobo. Karirnya di PMII dimulai dari kader komisariat hingga pengurus PKC PMII Jawa Tengah. “Kami mengenal Sahabat Asep sebagai pribadi yang saleh, aktif berkegiatan dan mudah bergaul,” kata anggota IKA-PMII satu angkatan, M. Chalwani. (hib/fth/aro)