RADARSEMARANG.COM, Demak – Capaian angka kelahiran total atau disebut dengan total fertility rate (TFR) Kabupaten Demak dinilai lebih baik dibandingkan dengan capaian TFR Provinsi Jateng. Jika TFR provinsi hanya 2,09 persen, maka TFR Kabupaten Demak mencapai 2,15 persen.
Hal itu disampaikan Adi Susanto, selaku kasi Pengendalian Penduduk (dalduk), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinpermades P2KB) Pemkab Demak dalam evaluasi kinerja PLKB Kecamatan Bonang di RM Bule, Desa Wonosari, Kecamatan Bonang.
Menurutnya, selain TFR, angka age spesific fertility rate (ASFR) atau tingginya angka kelahiran menurut umur, dalam hal ini rata rata jumlah anak yang dimiliki oleh seorang wanita usia antara 15 hingga 19 tahun kelahiran per 1 ribu wanita atau perempuan. Di tingkat Provinsi Jateng, ada 25 kelahiran dan di tingkat Kabupaten Demak 14 kelahiran.
Angka modern contraceptive pevalency rate (MCPR) atau curret user (CU) alias akseptor KB aktif di tingkat Provinsi Jateng mencapai 56,7 persen. Sedangkan, di tingkat kabupaten mencapai 66,34 persen. Kemudian, metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) tingkat provinsi mencapai 28, 48 persen dan tingkat kabupaten mencapai 24,42 persen.
Lalu, untuk Unmet need KB yaitu presentase perempuan usia subur yang tidak menggunakan kontrasepsi tetapi tidak menginginkan anak lagi atau ingin menjarangkan kehamilan tingkat provinsi mencapai 18,59 persen. Sedangkan, di tingkat kabupaten 12,47 persen. Pun, untuk usia kawin pertama tingkat provinsi 20 tahun dan kabupaten 20 tahun.
“Jadi, kita sampaikan hasil survei sosial ekonomi nasional (susenas) 2019 ini agar petugas PKB an PLKB Bonang mengetahui sehingga dapat mengambil peran yang sesungguhnya dalam menangani KB di masyarakat,”kata Adi Susanto. (hib/bas)