RADARSEMARANG.COM, Demak – Kasus keracunan masal nasi pecel di Desa Temuroso, Kecamatan Guntur, Demak sulit dilacak penyebabnya. Pasalnya, bahan masakan pada saat kejadian berlangsung Jumat (1/10/2021) lalu sudah habis atau tidak ada sisanya.
Selain itu, tak ada muntahan dari korban. Karena itu, tim kesehatan dari Puskesmas Guntur 1 tidak bisa memeriksakan sampel pecel ke laboratorium.
Kepala Puskesmas Guntur 1 dr Rokhis Saidah menyampaikan, pihaknya kesulitan untuk mencari penyebab pasti keracunan tersebut.
“Hasil observasi di lokasi kejadian, sudah tidak ada bahan baku yang dibuat untuk pecel. Tidak ada sisa. Bahkan, saat itu karena habis, pemilik warung sempat nggodok bahan baku pecel lagi,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM, kemarin.
Meski demikian, ada dua anak yang menjalani pemeriksaan kesehatan di laboratorium provinsi di Semarang. Hanya saja, hal itu juga sulit menjadi kesimpulan dugaan keracunan yang muncul dari nasi pecel yang dimaksud.
“Mestinya, memang harus ada bahan baku pecel dan muntahan pasien. Yang ada tinggal air ludah saja. Jadi, sulit juga,”katanya.
Saat ini, kata dr Rokhis Saidah, yang terpenting adalah warga yang sempat keracunan bisa sembuh, termasuk yang rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas Guntur 1 dan Klinik Mutiara Bunda Desa Bogosari, Kecamatan Guntur. “Sebagian pasien yang sempat di rawat di Puskesmas sudah pulang ke rumah masing masing,”ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan warga Desa Temuroso, Kecamatan Guntur keracunan masal usai mengonsumsi nasi pecel di warung makan Faridah, warga Desa Temuroso RT 3 RW 3.
Mereka ada yang dirawat di Puskesmas Guntur 1, Klinik Mutiara Bunda, Klinik Syafana Medika, dan rawat jalan. Dalam perkembangannya kondisi mereka makin membaik dan sebagian diperbolehkan pulang. (hib/aro)