RADARSEMARANG.COM, Demak – Masa ekonomi lesu akibat pandemi Covid-19 direspons dengan kegiatan yang produktif. Sejumlah perwakilan organisasi lintas agama yang dikoordinasi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Demak bekerja sama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) setempat menggenjot pelatihan digital marketing.
Pelatihan diperuntukkan bagi para pemuda yang secara multikultural berbeda. Ada yang dari Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, LDII, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan lainnya.
Ketua DPD LDII Demak, Kurniawan Arifendi mengatakan, digital marketing yang dikolaborasi dengan materi wawasan kebangsaan sebagai rangkaian peringatan Hari Kesaktian Pancasila tersebut ditargetkan bisa memompa movitasi bagi pemuda untuk lebih produktif dalam membranding usahanya secara digital.
“Kita berharap, Indonesia akan tetap tangguh berlandaskan Pancasila, utamanya dalam upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi,”katanya.
Menurutnya, saat ini yang paling penting dari kegiatan pemulihan ekonomi adalah dengan cara pemberdayaan masyarakat. Termasuk mempromosikan wisata religi maupun usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Kita sepakat dengan FKUB, bahwa kaum muda ini merupakan embrio untuk merajut rasa kebangsaan. Karena itu, kita ingin tahu apa saja yang menjadi indikator kerukunan umat beragama. Kalau sudah tahu, kita kejar bersama-sama,” ujar Kurniawan Arifendi yang juga menjabat sebagai inspektur Pemkab Demak ini.
Dia menambahkan, kerukunan umat beragama dapat tercipta dengan baik jika yang mayoritas dapat mengayomi yang minoritas. Dengan demikian, suasana tetap kondusif sehingga lebih mudah dalam memulihkan ekonomi masyarakat pasca pandemic.
“Dalam pelatihan ini, anak anak muda peserta digital marketing juga kita beri materi tentang bermedia sosial (medsos) yang baik untuk menghindari hoax,” katanya didampingi Ketua FKUB Demak KH Abdullah Syifa.
Muslihin dari Kesbangpolinmas Pemkab Demak selaku pemateri kebangsaan mengapresiasi LDII Demak yang telah memprakarsasi pelatihan digital marketing bagi pemuda dengan latar belakang multikultural dan heterogen tersebut. “Ini salah satu upaya menguatkan pilar kebangsaan dengan tetap menjaga solidaritas dan persaudaraan,” kata dia. (hib/bas)
