RADARSEMARANG.COM, Demak – Badan Pimpinan Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPC PHRI) Kabupaten Demak menolak penutupan jalan ke arah Kota Demak.
Hal itu menjadi salah satu pemicu bangkrutnya dunia usaha yang berada di sekitar jalan protokol Kota Wali tersebut.
Seperti diketahui, Jalan Sultan Fatah yang menjadi urat nadi akses ke Alun-Alun Kota Demak sejak adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) masih ditutup pada jam-jam tertentu.
Ini dilakukan untuk membatasi akses kendaraan yang masuk kota dalam rangka memutus mata rantai penularan Covid-19.
Ketua BPC PHRI Demak, Santoso mengatakan, mestinya jalan arah kota bisa dibuka. Apalagi, Demak sekarang sudah zona biru.
“Ini supaya dunia usaha bergairah kembali dan suasana ekonomi masyarakat tumbuh lagi,” katanya didampingi Wakil Ketua PHRI, Agus Setiono kemarin.
Menurutnya, selama PPKM, sudah banyak usaha kecil gulung tikar. Seperti angkringan, warung lesehan lamongan, apotek, toko pakaian di kawasan Pecinan, rumah makan.
“Dan usaha lainnya di sepanjang jalan masuk Kota Demak sepi pembeli,” katanya.
Dia menegaskan, dampak pandemi terhadap ekonomi masyarakat sangat dirasakan pengusaha. Selama pandemi juga tidak ada kompensasi. Puluhan pedagang kaki lima (PKL) bangkrut.
PHRI minta giat kuliner dari pelaku usaha dari sore hingga malam diberi kelonggaran. “Caranya tidak menutup jalan arah masuk kota,” katanya.
Menurutnya, penutupan akses membuat warga harus putar-putar cari akses lain untuk ke arah kota.
“Tolong jalan dibuka. Jangan susahkan masyarakat. Kalau kita lihat pasar tampak kerumunan tapi dibiarkan. Nah, yang penting protokol kesehatan (prokes) kita jalankan,” ujarnya. (hib/zal)