RADARSEMARANG.COM, Demak – Tugas berat tenaga kesehatan (nakes), utamanya para perawat untuk melayani pasien Covid-19 tidak diiringi dengan tingkat kesejahteraan. Hingga kini, insentif yang dijanjikan pemerintah belum cair sejak awal Januari 2021 lalu. Fakta lain, banyak nakes yang kelelahan dan tumbang. Bahkan sampai ada yang meninggal.
Hal ini disampaikan Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jateng yang juga anggota DPR Komisi IX, dr Edy Wuryanto, di sela berkunjung ke RSUD Sunan Kalijaga bersama Ketua PPNI Demak, Sukardjo, kemarin.
“Kita sudah pantau di sejumlah daerah Jateng, termasuk di Demak ini. Hal utama yang menjadi perhatian kita Adalah belum cairnya insentif bagi nakes perawat. Sudah lama tidak cair,” ujar Edy.
Di Jateng, realisasi insentif baru 75, 11 persen. Masih jauh dari harapan. Masih kalah dengan Jawa Barat yang realiasinya mencapai 76 persen. Padahal, nakes butuh vitamin dan support kebutuhan lain untuk meningkatkan imun tubuh.
“Mengapa insentif banyak yang belum cair? Kita menduga karena peraturan bupati (perbup) nya belum turun. Ini kan hanya persoalan administrasi dan keputusan,”katanya heran.
Dr Edy menegaskan, pihaknya harus meyakinkan bahwa nakes perawat terbayarkan insentifnya. Sebab, perawat adalah pasukan tempur lawan Covid-19. Komandan tempurnya adalah bupati. “Maka, bupati harus tegas, termasuk dalam membuat perbup,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya menyoroti masalah APD masker yang harusnya disesiakan rumah sakit. Tapi, faktanya masih ada nakes yang beli masker sendiri. “Kasihan. Gaji kecil, masker harus beli,” katanya.
Dalam catatannya, masih ada 68 bupati di Indonesia yang belum memberikan keputusan soal insentif bagi nakes. Karena itu, komitmen bupati sangat dibutuhkan untuk pencairan insentif bagi nakes.
Di Demak, tidak hanya insentif yang belum cair, namun kondisi keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) masih 80 persen. Unit gawat darurat (UGD) tidak ada antrean, tapi masih penuh pasien. Tercatat, ada 64 perawat yang terpapar Covid-19 dari total 358 perawat di RSUD tersebut.
Ketua PPNI Demak, Sukardjo mengatakan, dari 1.300 perawat, 20 persen atau 200 orang terpapar Covid-19. Sedangkan, nakes perawat yang meninggal ada lima orang. Termasuk satu perawat yang meninggal saat sedang hamil. Lainnya, memiliki komorbit atau penyakit bawaan.
“PPNI berharap, walau sudah vaksinasi, nakes perawat tetap patuhi prokes dan jaga daya tahan tubuh tetap fit. Jangan sampai kelelahan,” tandasnya.
Mujtahid dari RSUD menambahkan, tenaga perawat dikerahkan semua untuk membantu pelayanan pasien yang sedang isolasi. “Tenaga di ruang perawatan isolasi kita tambah. Sebab, pasien melonjak,” ujarnya. (hib/zal)