RADARSEMARANG.COM – Innalillahi wainnailaihi roijun. Telah meninggal dunia Bapak H. Noer Halim, ayahanda Bupati Demak dr Eistianah. Semoga husnul khatimah.
Berita duka cita itu tersebar di grup-grup WhatsApp (WA) Selasa (29/6) sekitar 11.20 kemarin. Pak Halim –-sapaan akrabnya—wafat di usia 60 tahun dengan status terkonfirmasi positif Covid-19. Noer Halim dinyatakan meninggal sekitar pukul 10.50 di ruang ICU RSUD Sunan Kalijaga Kota Demak.
Informasi yang dihimpun RADARSEMARANG.COM, almarhum sempat dirawat di rumah sakit Pemkab Demak tersebut sejak 17 Juni 2021. Sebelumnya, dirawat di rumahnya Jalan Jogoloyo, Kota Demak.
Karena kondisinya kurang baik lantas dirujuk ke RSUD Sunan Kalijaga. Tepatnya dirawat di ruang Amarilis. Dalam perkembangannya, tiga hari terakhir dipindahkan ke ruang ICU karena keadaannya memburuk, dan akhirnya meninggal. “Beliau positif Covid-19,”ujar Kabid Pemasaran dan Rekam Medis RSUD Sunan Kalijaga, dr Abdul Rohman.
Kemarin, jenazah Halim diantar dengan mobil ambulans transit sebentar di jalan depan kediaman yang bersangkutan, depan RSI NU Demak. Putrinya yang juga Bupati Demak dr Eistianah bersama ibu, menantu, dan keluarganya saling berangkulan menahan isak tangis atas kepergian orang yang dicintainya tersebut.
Pantauan RADARSEMARANG.COM, iring-iringan pejabat Pemkab Demak dan para pengusaha konstruksi juga turut mengantarkan Bos Halim –banyak orang memanggil demikian–ke peristirahatan terakhirnya. Sebelum itu, mereka menyalatkan jenazah Halim yang masih berada di dalam mobil ambulans tepat di halaman Masjid Islamic Center Jogoloyo. Salat jenazah dipimpin Ketua Syuriah PCNU Demak yang juga Pengasuh Ponpes Fathul Huda Sayung KH Zaenal Arifin Maksum.
Jenazah Noer Halim dimakamkan dengan protokol kesehatan (prokes) lengkap oleh tim pasukan khusus pemakaman (Paskuman) di makam keluarga Jalan Lingkar Jogoloyo, Kota Demak. Saat prosesi pemakaman, mendung menggelayut lalu hujan deras disertai angin kencang. Tak lama kemudian, hujan mereda, sehingga memudahkan pemakaman.
Sahabat setia atau kawan lama Noer Halim, Nasikin mengungkapkan, Noer Halim mulai sakit dengan gejala Covid-19 sejak pulang dari pertemuan para pelaku jasa konstruksi yang tergabung dalam masyarakat jasa konstruksi (Mas Jakon) di Bandung beberapa waktu lalu.
“Dua hari pulang dari Bandung, dikira kekeselen (kelelahan). Ternyata keno iku (Covid-19). Sebelumnya gak ada keluhan. Tapi, tidak doyan makan,”kata Nasikin yang kenal Noer Halim sejak 1984-an itu.
Dalam kondisi mulai sakit itu, kata dia, Noer Halim yang sekarang masih menjabat Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Demak ini meminta dibelikan kelapa hijau atau degan wulung. “Sekitar dua minggu saya suplai atau belikan degan wulung,”ujarnya.
Lantaran perkembangan kesehatannya yang kurang baik, kemudian dilarikan ke RSUD Sunan Kalijaga untuk memperoleh perawatan. Saat dirawat, Noer Halim juga telah mendapatkan donor plasma konvalesen beberapa kantong yang diperoleh dari berbagai tempat.
Di mata Nasikin, Noer Halim yang lahir di Demak pada 1961 tersebut merupakan pengusaha jasa konstruksi yang memiliki pendirian teguh dan komitmen tinggi. Baik terhadap anggota maupun dengan pihak lainnya. “Kalau pas rembukan dengan siapapun, kalau bilang ya tetap iya. Kalau tidak ya tidak. Orangnya konsisten. Kalau punya lawan tidak dianggap sebagai lawan. Semua dirangkul,” katanya.
Karir Noer Halim diawali sebagai pengusaha kayu log. “Setelah itu, baru di jasa konstruksi. Pada 1989 sudah dijasa konstruksi,”katanya.
Menurutnya, kawannya tersebut memiliki tekad kuat membangun Demak sebagai daerah tempatnya lahir. Itu dibuktikan dengan komitmen kuat, yaitu menolak permintaan para kepala daerah lain yang menginginkan agar ikut membangun daerah di luar Demak.
“Beliau ini terus berjuang untuk bisa membangun Demak. Dengan PAD yang kecil, tapi bagaimana agar pembangunan bisa berjalan. Jadi, semangatnya luar biasa untuk membangun Demak,”ujarnya.
Ia juga terkesan dengan Noer Halim. Kawannya tersebut sudah biasa hidup dengan orang-orang biasa. Makan juga apa adanya.
Kesan senada disampaikan Ketua DPRD Demak Fahrudin Bisri Slamet. Menurutnya, Noer Halim dinilai bisa berperan menjadi seorang ayah maupun sahabat yang baik. “Beliau, seorang tokoh yang jadi panutan yang bisa mempersatukan berbagai elemen masyarakat. Semoga apa yang telah diberikan menjadi amal baik beliau. Yang jelas, beliau selalu berpikir untuk kemajuan kabupaten Demak,”katanya.

Disegani para Politisi dan Pengusaha Konstruksi
Meninggalnya H Noer Halim menimbulkan duka mendalam bagi mantan Sekretaris Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Seluruh Indonesia (Gapensi) Demak Nurul Furqon. Menurut Nurul, saat menjadi sekretaris Noer Halim di Gapensi Demak, ia memiliki kesan mendalam terhadap ayahanda Bupati Demak dr Eistianah tersebut.
Dikatakan, di dunia kontraktor, komitmen yang dijalankan Noer Halim patut dijadikan teladan. “Saat itu, hampir semua jalan di Demak dalam kondisi rusak. Namun peran beliau dalam pembangunan begitu terasa besar sekali. Saya ingat betul, dana hingga setengah triliun bisa diusahakan untuk pembangunan infrastruktur di Demak,”katanya kepada RADARSEMARANG.COM.
Kini, jalan di Demak hingga pedesaan bagus semua. Cor beton bertulang. Bahkan, jalan beton ini juga ditiru daerah lain, termasuk pemprov untuk mengatasi jalan rusak. “Beliau jadi Ketua Gapensi Demak, saya yang mendampingi. Sekitar tahun 2001. Beliau betul-betul memikirkan kesejahteraan anggota asosiasi. Hampir semua kebagian kerjaan (proyek),”ujarnya.
Semasa hidup, Noer Halim kerap menemui siapapun di teras posko rumah joglo Kampung Stasiun Kota Demak. Saat berbincang ringan dengan RADARSEMARANG.COM, ia antusias berbicara soal Kota Wali.
“Apa yang saya lakukan itu semua saya gurukan. Ada gurunya. Termasuk membangun Demak ini. Guru-guru saya bilang, memang harus ada yang perannya seperti saya. Laku saya ya seperti ini. Inilah tarikat atau amaliyah saya. Yaitu, ditugaskan untuk membangun Demak,”ungkap Noer Halim kala itu.
Noer Halim pun pernah mengatakan, dirinya merasa bangga bisa menjadi “anak asuh atau anak ideologis” mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Bahkan, ia mengaku sangat dekat dengan Pak Dahlan. Beberapa kali kegiatan usaha yang dibukanya dihadiri oleh Dahlan.
“Saya ini seperti anaknya Pak Dahlan. Saya selalu hadirkan beliau dalam beberapa acara agar anak muda di Demak ini bisa belajar banyak dari beliau,”ujarnya suatu ketika kepada RADARSEMARANG.COM.
Halim juga menyampaikan bahwa yang layak memimpin Demak (bupati) sudah saatnya yang usia muda. “Yang sudah tua tua mundur wae. Ben sing nom nom wae (dadi bupati,”ujarnya usai menghadiri sertijab putrinya sebagai Bupati Demak dr Eistianah di Pendopo Kabupaten Demak beberapa waktu lalu.
Dalam catatan koran ini, Noer Halim merupakan “punjer” kekuasaan di Kota Wali. Dia disegani para politisi maupun pengusaha konstruksi dan elemen masyarakat lainnya. Selamat jalan Bos Halim. Terima kasih dedikasimu untuk pembangunan Kabupaten Demak. (hib/aro)