RADARSEMARANG.COM, Demak – DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Demak menggelar khotmil Quran dan doa bersama untuk keselamatan warga Demak dari wabah Covid-19. Giat tersebut dipusatkan di Ponpes Hisnunaja, Desa Brambang, Kecamatan Karangawen. Turut hadir Rois Syuriah PCNU Demak, KH Zaenal Arifin Maksum, Ketua PC Muslimat NU Demak Hj Umi Hanik, jajaran pengurus DPC PKB dan anggota Muslimat lainnya.
Ketua DPC PKB Demak, Zayinul Fata mengungkapkan, lonjakan Covid-19 di Demak naik tajam. Karena itu, selain tetap taati protokol kesehatan (proeks) sebagaimana yang dihimbau pemerintah, juga perlunya doa bersama dengan kapasitas majlis yang terbatas.
“Doa bersama ini merupakan spirit rohaniyah. Doa ini sangat penting kita lakukan selaku muslim dan warga NU. Apalagi, NU memiki tradisi yang mengakar ketika diuji Allah dengan pandemi seperti ini, maka tidak boleh berhenti berdoa,”kata wakil ketua DPRD Demak dari Fraksi PKB tersebut. Dengan doa bersama itu, pandemi Covid-19 diharapkan segera berlalu dan warga Demak diberi keselamatan.
Sebagai Ketua DPC PKB Demak, Zayinul Fata juga memastikan semua pengurus Muslimat NU Demak dapat vaksinasi dalam waktu dekat dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat. “Insya Allah Senin nanti (21/6/2021), pengurus Muslimat NU divaksinasi. Kita sudah koordinasikan dengan Kepala Dinkes, Bapak Guvrin Heru Putranto,”katanya.
Pengurus Muslimat mendesak divaksinasi lantaran mereka adalah tokoh agama yang seringkali mengisi majlis ta’lim di masyarakat. Karena itu, vaksinasi terhadap aktivis Muslimat NU menjadi prioritas pemerintah daerah.
“Kita optimis tetap sehat. Satu sisi kita dukung upaya pemerintah mendisiplinkan masyarakat dengan prokes. Disisi lain, kita tetap harus berikhtiar doa bersama supaya kita semua, baik warga Demak maupun bangsa ini cepat terbebas dari Covid-19,”ujar Zayin.
Rois Syuriah PCNU Demak, KH Zaenal Arifin Maksum mengatakan, doa bersama dan tetap taat prokes merupakan cara terbaik dalam menghadapi pandemi Covid-19. “Sebagaimana yang diajarkan para Ulama kita, bahwa dalam menghadapi situasi pandemi ini maka perlu berpegangan pada dua hal. Yaitu, khauf (khawatir atau takut) dan rojak (harapan),”katanya.
Artinya, ketika khawatir dengan penularan Covid-19, maka perlu taat pada prokes dengan pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan. Demikian pula, perlu doa bersama sebagai harapan atau rojak agar Allah memberikan keselamatan. “Itulah cara menghadapi Covid-19 sesuai ajaran ulama,”katanya.
Menurutnya, semua yang terjadi termasuk adanya Covid-19 tetap ada hikmahnya. Karena itu, kata Kiai Zaenal, kejadian seperti itu tidak boleh semata dianggap sebagai sebuah permainan. Tetapi, semua itu adalah kehendak atau Qodlo Allah yang harus diterima.
“Tidak boleh mengeluh. KIta harus menerima. Juga tetap mengharap Allah supaya diberikan jalan keselamatan,”ujarnya. Menghadapi Covid-19, ibarat sedang menaiki sepeda motor. Menginjak pedal gas adalah bentuk rojak atau harapan agar sampai tujuan dan tetap selamat di jalan. Sedangkan, dalam kondisi mengkhawatirkan (khauf), maka perlu menginjak rem supaya tetap berhati-hati dan memahami aturan rambu lalulintas.
“Dua alat itu (gas dan rem) tidak boleh digunakan secara gegabah. Karena itu, dalam kondisi pandemi ini, baca Alquran dan salawat Tibbilqulub harus dijalankan sebagai bagian dari harapan keselamatan melalui doa bersama itu,”katanya. (hib/bas)
