RADARSEMARANG.COM, Demak – Masa pandemi Covid-19, jumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Demak justru mengalami kenaikan. Yaitu, dari 26 ribu menjadi 31 ribu UMKM atau naik 13 persen.
Kenaikan itu antara lain disebabkan banyaknya pekerja formal di perusahaan atau pabrik yang terpaksa banting stir menjadi pelaku usaha kecil-kecilan dengan sistem penjualan online.
Itu dilakukan, karena pabrik tempatnya bekerja mengalami kelesuan pasar atau turunnya permintaan produksi. Ini seperti dialami untuk sektor garmen, konveksi, maupun perkayuan.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Pemkab Demak, Iskandar Zulkarnain melalui Kepala Seksi UMKM, Sunarto menyampaikan, agar ekonomi keluarga tetap bisa bertahan, mereka memilih berwirausaha. Di antaranya, jualan kue yang kemudian dipasarkan secara online. Untuk mendukung usaha online ini, para pelaku usaha tersebut diberikan pelatihan kewirausahaan baru di 14 kecamatan. “Supaya mereka berdaya,” kata Sunarto.
Selain itu, pemerintah memberikan bantuan untuk 100 pelaku UMKM melalui bantuan jaring pengaman ekonomi kerjasama dengan provinsi. Kemudian, bantuan produktif dari presiden untuk usaha mikro (BPUM) dengan 129 ribu sasaran. Dari jumlah yang diusulkan itu, yang layak menerima bantuan 73.683 orang. Dari sisi angka, bantuan mencapai Rp 177 miliar. “Yang mengalami pertumbuhan adalah usaha makanan dan minuman,” ujar Sunarto.
Selain itu, usaha pembuatan masker, makanan ringan atau cemilan dan lainnya juga tumbuh. Adapun, usaha yang lain, seperti furniture, maupun handicraft turun drastis. Ini karena selama masa pandemi Covid-19 banyak tempat wisata yang tutup.
“Sekarang ini banyak usaha yang dijual secara online, bisa menembus pasar luar negeri. Misalnya, minuman kopi rempah Krba herbal coffee salah satu pelaku UMKM bisa melayani eskpor,” katanya.
Dia menambahkan, di tengah refocusing anggaran sebesar 40 persen, kini bidang UMKM di Dinas Perdagangan mendapatkan limpahan anggaran Rp 400 juta untuk pemulihan ekonomi lewat UMKM. Selebihnya, Rp 200 juta untuk koperasi dan sisanya untuk perdagangan. “Ini dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN),” katanya. (hib/ida)