RADARSEMARANG.COM, Demak – Fenomena serangan ulat brayo terhadap tanaman mangrove di pesisir Sayung menjadi perhatian serius Dinas Pertanian (Dispertan) Demak. Sebab, ulat tersebut mulai merambat ke rumah-rumah warga.
Kepala Dispertan Wibowo melalui Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura, Heri Wuryanto menyampaikan, pihaknya telah menerjunkan petugas untuk melihat lebih dekat serangan ulat brayo.
“Kita lakukan survei dua hari di Desa Bedono dan Sidogemah, Kecamatan Sayung,” ujar Heri.
Petugas mengumpulkan ulat lalu dibakar dan ditimbun. Ada juga yang dibuang ke laut untuk makan ikan. Ulat-ulat tersebut dinilai bagus untuk makan burung.
Menurutnya, ulat telah menyerang dan menghabiskan daun mangrove. Tercatat ada sekitar 100 hingga 300 pohon mangrove yang daunnya habis dimakan ulat brayo. Pohon mangrove tinggal menyisakan batangnya. “Ini fenomena tahunan yang biasa terjadi secara periodik,” katanya kemarin.
Pihaknya kesulitan mengendalikan hama tersebut karena medan yang sulit dijangkau. Dampaknya, rumah warga yang berdekatan dengan tanaman mangrove ikut terkena serangan ulat. Warga biasanya mengendalikan hama dengan detergen. Ulat tidak disemprot karena bisa meracuni lingkungan. “Ulat akan hilang jika turun hujan lebat. Daun pun akan bersemi kembali,” ujarnya.
Heri menambahkan, banyaknya ulat yang makan daun mangrove lantaran keseimbangan alam terganggu. Diduga keberadaan burung kuntul dan lainnya yang ada di pesisir makin langka. Akibatnya, ulat makin mengganas.
Kades Bedono, Agus Salim mengatakan, serangan hama ulat brayo meresahkan warga. “Ulatnya ribuan jumlahnya. Kita berharap ada penanggulangan ulat tersebut,” harapnya. (hib/zal)