RADARSEMARANG.COM, Demak – Kekalahan paslon Mugiyono-Muhammad Badruddin (Mugi-Hebad) dalam pilkada Demak 9 Desember lalu tidak membuat DPC Partai Gerindra lesu. Sebaliknya, Gerindra akan tetap bersemangat untuk menjadi partai yang kritis terhadap kebijakan pemerintahan Eistianah-KH Ali Makhsun (Eisti-Alim).
Ketua DPC Gerindra Demak H Maskuri menegaskan, pihaknya tidak akan menjadi partai oposisi. “Meski demikian, kita tetap menjadi partai penyeimbang. Artinya, tetap kritis kepada pemerintah jika ada kebijakan yang tidak pro rakyat,” ujarnya.
Gerindra, kata dia, tidak sedang meratapi nasib karena kalah. Sebab, pilkada hanya sebuah ikhtiar. Menurutnya, dalam pilkada bukan persoalan kalah atau menang. Namun, Gerindra sejak awal berupaya membangun demokrasi agar pilkada tetap ada lawan politik dengan dua paslon tersebut. yaitu, Mugi-Hebad dan Eisti-Alim. “Soal yang terpilih dalam pilkada sudah menjadi ketentuan Allah,” katanya.
Dia mengingatkan kader Gerindra agar tetap semangat menyambut masa depan yang lebih baik. “Hidup kita tidak tergantung pada siapa pun. Tetapi tergantung pada ketentuan Allah. Karenanya, jangan takut pada manusia karena kekuasaannya dan kekayaannya. Tapi, hormatilah manusia karena memang layak untuk dihormati karena akhlak dan suri tauladannya,” terangnya.
Diakui, meski Gerindra dan Nasdem mengusung Mugi-Hebad pada akhirnya memang tidak hebat sebagaimana yang diharapkan. Menurutnya, dalam pilkada persoalan figur dan isi tas dinilai masih sangat menentukan.
“Itulah fenomena politik dan wujud demokrasi dalam pilkada yang lalu,” ujarnya. Yang penting bagi Gerindra, kata dia, adalah bagaimana melangkah ke depan untuk 2021 dan seterusnya, termasuk mempersiapkan diri diri dalam pilkada 2024 mendatang. (hib/zal)