RADARSEMARANG.COM, Demak – Istri Bupati Demak HM Natsir, Hj Suntari wafat pada Senin malam dinihari (30/11/2020). Dari rumah sakit, langsung dikebumikan oleh petugas di Makam Sentono Ratu, Kampung Kauman, Kota Demak.
Informasi yang dihimpun, almarhumah Hj Suntari sebelumnya sempat di rawat di Rumah Sakit (RS) Wongsonegoro Semarang dan RS Sultan Fatah Karangawen. Saat menjalani perawatan di dua rumah sakit itu, telah dilakukan swab test. Namun, ketika itu hasilnya masih negatif Covid-19. Namun, dalam perkembangannya Hj Suntari kemudian di rawat di RS Tlogorejo Semarang degan hasil swab test terkonfirmasi positif.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Demak, dr Singgih Setyono menyampaikan, Pemkab Demak berduka cita atas meninggalnya Hj Suntari, istri Bupati HM Natsir tersebut. “Beliau memang punya penyakit penyerta atau komorbit. Berupa gangguan gula (diabetes) dan tensi. Beliau jarang sekali keluar kota atau kabupaten. Meski demikian, mungkin banyak ketemu keluarga sehingga memungkinkan terpapar,” kata sekda Pemkab Demak tersebut dalam jumpa pers di Pendopo.
Untuk itupula, kata dr Singgih, tim kesehatan telah melakukan tracing atau penelusuran terhadap keluarga, kerabat maupun orang orang yang pernah bertemu atau kontak langsung dengan almarhumah Hj Suntari. “Untuk hasil tracing kita masih menunggu,” katanya didampingi Asisten 1 AN Wahyudi dan Asisten 3 Hadi Waluyo.
Sekarang ini, lanjut dia, kondisi Bupati HM Natsir masih shock dengan meninggalnya istri tercinta tersebut. “Beliau masih terpukul dengan kondisi ini. Sebab, beberapa bulan lalu, bapak bupati juga kehilangan anaknya yang juga meninggal. Sekarang istirahat total dan sementara tidak menerima tamu dulu. Tanggung jawab diserahkan ke kita,” ujar dr Singgih.
Menurutnya, kondisi Kabupaten Demak secara umum tidak risiko tinggi namun statusnya sedang. Yaitu, pada posisi urutan nomor lima di Jateng. Warga yang terpapar fluktuatif. Meski demikian, dengan meninggalnya istri bupati yang terpapar Covid-19 ini, petugas kesehatan langsung diinstruksikan untuk mensterilisasi kawasan Pendopo Pemkab Demak. “Untuk sementara waktu, Pendopo kita kosongkan dari berbagai kegiatan dan kita pindahkan,” katanya. Pemkab juga kembali membuat surat edaran untuk setiap organisasi perangkat daerah (OPD) agar memperketat lagi prokes.
Dr Singgih menambahkan, naik turunnya angka paparan covid terlihat jelas setelah dilakukan tracing atau penelusuran dan rapid test. Sehari ditargetkan 168 orang. Jika yang diambil sampel ada yang positif maka banyak pula yang diketahui positif. Namun, jika dilakukan pemeriksaan acak di daerah yang cenderung berstatus kuning atau hijau, maka hanya ditemukan satu atau dua warga yang terpapar covid.
“Saya kira hal seperti ini tidak bisa dikaitkan dengan liburan panjang. Ya memang ada positif dan negatifnya. Yang penting adalah semua mentaati protokol kesehatan (prokes). Itu untuk meminimalisir kejadian,” katanya. Hanya saja, kata dia, kerap sekali masyarakat mengabaikan edukasi yang diberikan. Mereka cuek tidak pakai masker , tidak cuci tangan dan tidak jaga jarak. Menurutnya, pakai masker bisa melindungi antara 60 hingga 80 persen. Tinggal bagaimana memakai masker yang benar dan cuci tangan dengan sabun serta di aliran air yang mengalir. “Virus itu kan dari droplet atau muncratan air liur. Karena itu, jaga jarak 1 meter,”katanya. Untuk mencegah wabah korona ini, kondisi tubuh harus dijaga dengan vitamin, selalu bahagia, dan hindari stress serta tidak boleh takut berlebihan. Sebab, ketakutan hanya akan memudahkan virus masuk ke tubuh.
Sementara itu, terkait dengan rencana Pemkab Demak untuk mengadakan vaksin Covid-19 sejauh ini masih menunggu evaluasi anggaran dari Gubernur Jateng. “Nanti pengadaan vaksin dilakukan Dinas Kesehatan dan terkait lainnya. Yang jelas, selagi belum ada vaksin, maka prokes harus ditaati,”katanya. Dia menambahkan, jika ada vaksin nanti, maka tenaga kesehatan, TNI/Polri menjadi prioritas untuk divaksinasi. Sedangkan, untuk anak anak meski imun tubuhnya lebih kuat namun bisa menjadi orang tanpa gejala (OTG). Karena itu, tetap menjadi perhatian lantaran bisa menularkan ke kerabat lainnya. (hib/bas)