RADARSEMARANG.COM, Demak – Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Demak mengalami kesulitan air baku. Dampaknya, perusahaan milik daerah tersebut juga sulit memproduksi air bersih. Ribuan pelanggan pun terganggu pasokan air yang tidak lancar.
Direktur PUDAM Demak Qumarul Huda mengatakan, minimnya air yang diolah lantaran air baku dari Sungai Kalijajar terus menyusut akibat musim kemarau. Selain itu, air dari sungai tersebut justru dimanfaatkan para petani untuk mengolah sawahnya. “Ada sekitar 44.358 pelanggan (82,03 persen) dari total 54.076 pelanggan PDAM terdampak sulitnya air baku ini,” katanya.
Menurutnya, pasokan air baku dari Sungai Kalijajar tidak memenuhi syarat untuk diolah menjadi air bersih. Ini lantaran debit air berkurang drastis. “Banyak dipakai untuk pertanian. Jika tidak untuk pertanian air baku masih melimpah. Padahal, ini belum musim tanam,” kata Huda.
Dia menambahkan, air baku dari Kalijajar menjadi bahan utama untuk pasokan air bersih di beberapa wilayah. Baik untuk pelanggan di Demak timur, barat, Wonosalam, Bonang maupun Wedung. Karena sulitnya air baku ini, PDAM mengalami kerugian sampai Rp 126,5 juta setiap hari. “Kita berharap, air pasokan Kalijajar kembali normal lagi,” katanya. (hib/ton/bas)