RADARSEMARANG.COM, Demak – Penyebab kebakaran yang melanda gudang PT Hartono Istana Teknologi (HIT) atau Polytron Sayung, Demak, hingga Rabu (2/9/2020) masih dalam penyelidikan aparat kepolisian setempat. Dugaan sementara, kebakaran akibat korsleting listrik. Proses pemadaman kebakaran yang menghanguskan empat gudang ini membutuhkan waktu sekitar 14 jam lebih. Kebakaran ini juga menyebabkan tujuh orang dilarikan ke rumah sakit lantaran kekurangan oksigen.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak Agus Nugroho LP mengatakan, upaya pemadaman api diakui mengalami kesulitan. Sebab, gudang yang terbakar berisi bahan yang mudah terbakar. Hampir sebagian besar berasal dari unsur plastik. Sifat plastik, kata dia, jika terbakar tidak mudah padam. Selain itu, lokasi juga sulit serta terganggu kemacetan arus lalulintas di Jalan Raya Semarang-Demak. “Ini cukup mengganggu suplai air ke lokasi oleh mobil pemadam,”katanya.
Menurut Agus, pasca kebakaran hebat tersebut, kini bangunan yang terbakar tinggal puing-puing.
Dikatakan, dalam proses pemadaman api sebelumnya, setidaknya tercatat ada tujuh orang, termasuk petugas pemadam yang mengalami sesak nafas dan harus dirawat untuk pemberian oksigen. Mereka yang sempat mengalami sesak nafas adalah M Ali Mustofa, 28, karyawan Polytron, warga Salatiga. Kemudian, Dimas, 25, petugas Damkar Kota Semarang mengalami sesak nafas dan diberikan pertolongan oksigen.
Lalu, Nurhidayatna, 27, karyawan Polytron, warga Karangroto, Genuk. Ia mengalami hecting (luka robek) jari tangan kanan. Kemudian, Dani, 30, petugas pemadam, warga Genuk Semarang juga mengalami sesak nafas. Berikutnya, Andi, 37, warga Kudus. Ia sempat menderita luka pada bagian tangan sebelah kiri. Lainnya, Tyo, 27, warga Tambakrejo Semarang juga mengalami sesak nafas dan diberikan oksigen. Serta, Angger, 25, warga Cilosari Semarang juga sesak nafas dan butuh oksigen.
“Berdasarkan data Dinas Kesehatan Demak, dua orang petugas Damkar mengalami saturasi oksigen di bawah angka 60. Mereka dirawat di rumah sakit. Dan, satu orang di Puskesmas Sayung kondisi membaik,”kata Agus.
Berdasarkan pantauan RADARSEMARANG.COM, sejumlah mobil pemadam kebakaran masih berusaha memadamkan sisa-sisa api pada reruntuhan bangunan yang terbakar hingga pukul 15.30. Terlihat mobil pemadam yang ada di lokasi sudah tidak sebanyak Selasa (1/9/2020) lalu. Tiga mobil pemadam bantuan dari PT Djarum terlihat meninggalkan lokasi kebakaran sekitar pukul 15.45.
Gerbang masuk gudang dipasang garis polisi (police line) dan dijaga ketat sejumlah petugas keamanan. Tidak ada orang, selain petugas yang diperbolehkan masuk. Hal ini dikarenakan status gudang masih zona merah, sehingga akses keluar masuk lokasi kebakaran dibatasi.
Pascakebakaran, aktivitas pabrik Polytron ini masih tetap berlangsung di bagian gedung produksi yang terletak di sisi timur lokasi kebakaran. Karyawan tetap masuk seperti biasa serta diberi imbauan agar tidak menyebarkan foto kondisi terkini gudang yang terbakar.
“Produksi masih jalan, soalnya gedungnya terpisah dengan gudang penyimpanan yang terbakar ini,” ujar salah satu petugas keamanan kepada RADARSEMARANG.COM.
Menurutnya, pihak Polytron belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait peristiwa kebakaran tersebut. Pihak Polytron, lanjutnya, masih fokus pada pemulihan pasca kebakaran.
Sementara itu, warga sekitar lokasi kebakaran sempat khawatir api merembet ke wilayah permukiman. Bahkan beberapa warga memilih mematikan listrik rumahnya untuk mengurangi risiko terjadi korsleting listrik. “Saya di depan rumah terasa panas banget sampai bau sangit. Untungnya ada tembok sama jalan raya, kalo gak ada udah habis rumah saya,” ungkap Suyatmi, warga sekitar. (hib/mg1/mg3/mg4/aro/bas)