RADARSEMARANG.COM, Demak – Prevalensi stunting di Kabupaten Demak hingga kini masih bertengger di angka 26,1 persen. Sedangkan, di tingkat Jawa Tengah, mencapai 31,22 persen dan secara nasional 30,8 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Demak Guvrin Heru Putranto menyampaikan, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar dan kondisi saat ini, balita yang mengalami stunting masih cukup tinggi. Dari 97.129 balita yang menjadi sasaran penimbangan serentak pada 2020 ini, 7,71 persen di antaranya tergolong stunting.
“Karena itu, saat ini Kabupaten Demak adalah salah satu dari 160 kabupaten/kota di Indonesia yang menjadi prioritas untuk lokus stunting,”ujar Guvrin di sela kegiatan rembug, percepatan, pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Demak kemarin.
Prioritas dilakukan di 10 desa. Tersebar di 8 kecamatan. Yaitu, Desa Bumirejo, Guntur, Donorojo, Sidomulyo, Kedungori, Betahwalang dan Kembangan, Sambiroto dan Gedangalas. “Tindakan nyata harus kila lakukan. Sebab, penderita stunting masih tinggi,” katanya.
Salah satu cara mengatasi itu adalah menghidupkan kembali peran serta kader posyandu sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan masyarakat. “Ada 1.500 lebih posyandu di Demak yang aktif melakukan pemberdayaan di masyarakat di bidang kesehatan,” ujarnya.
Kader posyandu didampingi petugas kesehatan terus memantau kesehatan masyarakat. utamanya kesehatan ibu hamil dan balita. Sebab, 1.000 hari pertama kehidupan merupakan masa penting tumbuh kembang anak. “Maka, harus dapat gizi bagus sehingga dipastikan balita itu terhindar dari stunting,”kata dia.
Rembuq stunting penting dilakukan pemerintah untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting secara bersama sama antara organisasi perangkat daerah (OPD) dan sektor lembaga non pemerintah serta masyarakat. (hib/zal/bas)