RADARSEMARANG.COM, Demak – Pemkab Demak meniadakan kegiatan tradisi Grebeg Besar. Bupati Demak HM Natsir menegaskan, peniadaan Grebeg Besar lantaran jumlah penularan korona di Kota Wali belum ada penurunan.
Karena itu, Pemkab Demak hingga kini masih berpedoman pada aturan yang berlaku, yaitu pembatasan kegiatan masyarakat, termasuk Grebeg Besar tersebut.
“Kita sudah terbitkan Surat Edaran Nomor 440.1/19 Tahun 2020 tentang peniadaan kegiatan Grebeg Besar tahun ini,” tegas bupati kemarin.
Dalam SE tersebut disampaikan, rangkaian budaya Grebeg Besar yang ditiadakan antara lain, kegiatan pisowanan. Biasanya, dalam kondisi normal, sehari menjelang Grebeg Besar, bupati dan jajaran kepala dinas silaturahmi dengan keluarga besar Kasepuhan Kadilangu. Namun, kali ini hal tersebut ditiadakan.
Kegiatan lain yang dibatalkan adalah ziarah ke Makam Sultan Fatah di kompleks Masjid Agung Demak dan Makam Sunan Kalijaga di Kadilangu. Kemudian, pasar rakyat di Tembiring Jogo Indah. Biasanya, kawasan terminal wisata religi tersebut sebulan sebelumnya sudah ramai dengan keramaian pasar rakyat. Kali ini juga ditiadakan.
“Untuk pengajian akbar dan iring-iringan tumpeng 9 yang diselenggarakan sebelum Hari Raya Idul Adha serta iring iringan prajurit patang puluhan (40) dalam rangka penjamasan pusaka Kutang Ontokusumo dan keris Kiai Carubuk juga ditiadakan,” ujar Natsir.
Bupati berharap semua elemen masyarakat dapat memaklumi dengan kondisi yang sedang ada. “Kita berdoa bersama supaya covid cepat hilang,” harap Natsir.
Sebelumnya, Dewan Penasehat Yayasan Sunan Kalijaga Agus Supriyanto mengatakan, meski rangkaian Grebeg Besar ditiadakan, namun dari pihak keluarga besar Sunan Kalijaga akan tetap melakukan penjamasan secara terbatas di Makam Sunan Kalijaga.
“Kalau jamasan ini tetap kita jalankan sesuai pesan leluhur. Meski demikian, tetap sesuai protokol kesehatan,” katanya. (hib/zal/bas)
