RADARSEMARANG.COM, Demak – Pembebasan lahan untuk jalan Tol Semarang-Demak hingga kini masih belum tuntas. Di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung misalnya, sampai sekarang sebagian besar warga yang tanah dan rumahnya terdampak jalan tol belum menerima pembayaran dari pemerintah.
Koordinator warga, Andi Maulana mengatakan, yang belum terbayar ada sekitar 379 bidang tanah. “Sampai sekarang belum ada kepastian (pembayaran),” ujar Andi.
Menurutnya, saat musyawarah sebelumnya, sedianya pembayaran akan dituntaskan pada April 2020 lalu. “Dulu, janjinya mau diselesaikan bulan April,”katanya.
Lantaran belum ada titik terang masalah pembayaran tersebut, kata Andi, perwakilan warga (tim 20) telah menemui pihak Kantor Pertanahan setempat. Dari pertemuan itu, untuk sementara belum ada uang yang tersedia untuk menyelesaikan pembayaran lahan tol di Desa Sidogemah tersebut. “Informasi yang kita terima, kalau ada uangnya sudah dibagikan,” ujar Andi.
Sekretaris Panitia Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan Tol Semarang-Demak, Sujadi dari Kantor Pertanahan Demak menyampaikan, pihaknya terus berkoordinasi agar ada kepastian soal pembayaran lahan jalan tol. Utamanya di Desa Sidogemah tersebut. berdasarkan koordinasi dengan konsorsium pelaksana pekerjaan jalan tol (PT Wika-PT PP), bahwa dana talangan pembayaran lahan tol diperkirakan baru bisa diberikan pada Agustus mendatang.
“Sekitar Agustus nanti baru bisa direalisasikan. Karena itu adalah dana talangan. Kita juga telah bertemu dengan warga Sidogemah. Sudah kita jelaskan semua,”ujar Sujadi kepada RADARSEMARANG.COM.
Selain di Desa Sidogemah, pembebasan lahan tol lain batas terakhir ditargetkan bisa diselesaikan Desember 2020 ini. “Untuk tanah wakaf Kadilangu tinggal mencari tanah pengganti. Tanah wakaf diganti tanah juga,”ujarnya.
Meski demikian, pihak Kantor Pertanahan belum tahu pasti kapan dapat ganti tanah wakaf tersebut. “Semua masih proses,” ujarnya. (hib/zal/bas)
