RADARSEMARANG.COM, Demak – Petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Demak bersama petugas Puskesmas Guntur 1 dan 2 serta Puskesmas Karangtengah melakukan rapid test terhadap 250 karyawan sebuah pabrik di desa Batu, Kecamatan Karangtengah. Ini dilakukan setelah diketahui ada enam pekerja pabrik tersebut yang dilaporkan positif terpapar covid-19.
Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Demak, dr Singgih Setyono mengatakan, dari enam pekerja pabrik yang positif tersebut, empat orang diantaranya berasal dari Semarang dan dua lainnya dari Pati. “Pihak perusahaan kooperatif dan konsultasi dengan petugas sehingga langsung dilakukan rapid test terhadap semua karyawan pabrik. Hingga saat ini belum ada rencana menutup sementara pabrik tersebut,” ujar dr Singgih didampingi Kepala Dinkes Guvrin Heru Putranto dan Kepala Diskominfo Endah Cahyarini diruangan Setda Pemkab Demak kemarin siang.
Temuan kasus positif dilingkungan pabrik tersebut menambah deretan kasus covid-19 di Demak. Sebelumnya, Gubernur Ganjar Pranowo menyebutkan, bahwa Kabupaten Demak menjadi salah satu dari tiga kabupaten di Jateng yang masih menjadi zona merah selain Temanggung dan Kota Semarang. Menanggapai apa yang dilontarkan Gubernur Ganjar tersebut, Pemkab Demak sudah memaksimalkan upaya preventif, seperti edukasi dan sosialisasi kepada warga agar mentaati protokol kesehatan.
“Kita sudah berupaya maksimal. Tapi, banyak warga yang menganggap bahwa covid ini sudah tidak ada lagi sejak new normal diberlakukan. Ini repot juga. Karena ada pandangan masyarakat yang demikian, maka kita maksimalkan edukasi,” katanya.
Selain edukasi, Pemkab Demak juga telah melaksanakan pembatasan pada operasional pasar tradisional dan membatasi akses masuk pasar. Bahkan, pintu masuk juga dijaga Satpol PP, TNI dan Polri serta petugas pasar. “Jadi, upaya kita sudah maksimal. Bahkan, mereka yang diketahui positif orang orang sekitarnya juga sudah di tracking semua,” ujar dr Singgih.
Menurutnya, paparan covid-19 semula dari ornag luar daerah, namun sekarang sudah muncul dari orang Demak sendiri. “Kita sayangkan banyak yang ngeyel kalau diberikan himbauan. Mestinya, harus tetap pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak,” kata dr Singgih. (hib/bas)