RADARSEMARANG.COM, Demak – Air pasang laut (rob) kembali merendam pemukiman warga. Ribuan rumah warga diberbagai desa terdampak banjir rob tersebut. Jalan utama, termasuk jalur Pantura Sayung Demak juga ikut kena imbasnya. Arus lalu lintas tersendat.
Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak, Agus Nugroho LP mengatakan, kondisi rob yang terjadi di pesisir utara Kabupaten Demak mulai Sayung hingga Wedung kemarin semakin parah. “Keadaannya parah banget,” ujar Agus.
Berdasarkan data BPBD setempat, ketinggian air rob antara 10 sentimeter hingga 200 sentometer. Adapun, daerah yang terdampak adalah di Kecamatan Sayung. Antara lain Desa Surodadi dengan 360 rumah dan 2 sekolah dasar (SD) kebanjiran rob. Kemudian, Desa Sidogemah sebanyak 1.200 rumah, 8 sekolahan dan 37 tempat ibadah terendam air rob. Desa Tugu ada 500 rumah dan 6 sekolah. Desa Gemulak, berdampak pada 1.331 rumah, 4 sekolahan dan 21 tempat ibadah. Desa Sriwulan, terdapat 3.500 rumah, 27 tempat ibadah, 16 sekolahan dan 5 makam tergenang. Desa Purwosari, dan Desa Bedono terdapat 1.068 rumah, 7 sekolahan, 21 tempat ibadah dan 7 makam terendam. Desa Timbulsloko pemukiman warga juga terendam rob.
Di wilayah Kecamatan Karangtengah, rob melanda Desa Tambak Bulusan dan Wonoagung. Ratusan rumah terendam. Juga di Kecamatan Bonang air rob membanjiri Desa Margolinduk berdampak pada 600 rumah warga, 2 tempat ibadah, 5 sekolahan dan 3 makam terendam. Kemduian, Desa Morodemak dan Purworejo dengan ketinggian 100 sentimeter air menggenangi 500 rumah, 10 sekolahan dan makam. Sedangkan, di Kecamatan Wedung, rob merendam 373 rumah warga, 9 tempat ibadah, 6 sekolahan dan 1 makam. Demikian pula di Desa Kedungmutih dan Babalan.
“Penyebab rob ini akibat pasang air laut dan lebih rendahnya pemukiman warga. Kita terus pantau perkembangannya,”kata Agus.
Babinsa Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Sertu Sukron mengungkapkan, tidak hanya jalanan utama desa, air rob pun merendam rumah rumah warga. Warga terpaksa melaksanakan aktivitas dengan kondisi lantai yang kebanjiran air asin.
“Bencana rob saat ini menunjukkan ketinggian diatas umumnya saat rob pada hari hari biasanya. Ini seperti yang dialami warga di Dukuh Nyangkringan, Desa Sriwulan,” katanya. (hib/bas)