27 C
Semarang
Wednesday, 18 June 2025

Rob Rendam Wilayah Sayung hingga Wedung

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Demak – Bencana gelombang pasang atau rob di pesisir Demak dalam sepekan terakhir mencapai puncak ketinggiannya. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak, ketinggian rob antara 20-110 sentimeter.

Rob merendam ribuan rumah di sejumlah desa. Yakni, Desa Sriwulan, Purwosari, Bedono, Timbulsloko, Sidogemah, Surodadi, Banjarsari, Sidorejo, Tugu hingga Gemulak. Akibat kondisi ini, warga terganggu aktivitasnya. Jalan akses masuk perkampungan juga tergenang rob.

Kepala BPBD Demak Agus Nugroho menyampaikan, rob yang melanda pesisir Demak terpantau antara wilayah Sayung hingga Kecamatan Wedung. Di Kecamatan Wedung hanya menyisakan satu desa yang tidak terendam rob. Yakni, Desa Kedungmutih.

“Untuk Desa Kedungmutih justru tidak terdampak rob. Yang terdampak rob adalah hampir seluruh desa di utara jalan raya Demak-Semarang,”ujarnya.

Sedangkan untuk jalan raya di sebelah selatan terdampak saluran pembuang atau avour  Gonjol dan Sipon Gonjol. Semula saluran itu untuk membuang bila terjadi banjir dari sebelah barat Sungai Onggorawe. Demikian pula, untuk sebelah timur Sungai Dombo Sayung.  Adapun desa-desa yang terdampak saluran banjir dari avour itu adalah Desa Sayung, Loireng, Tambakroto dan sebagian Kalisari.

“Tapi, yang paling terdampak parah rob adalah Sayung dan Bonang, utamanya Desa Morodemak, Margolinduk dan Purworejo. Laporan terkait rob ini sudah disampaikan terus menerus. Tapi, minim tindaklanjut,”ujarnya.

Untuk dampak rob ini juga terasa bagi masyarakat lantaran memicu kemacetan di perbatasan Sayung-Genuk Semarang. Air rob juga sampai masuk ke rumah warga.

Hasil monitoring yang ada, kondisi rob memang naik mulai tanggal 10 Mei lalu. Hal itu terjadi karena daya tarik bulan tinggi sehingga air laut naik. Kondisi terparah terjadi mulai 14-16 Mei, dan akan mulai surut pada 17 Mei.

“Puncaknya memang tiga hari terakhir ini,  genangan rob mencapai setinggi paha orang dewasa atau lebih dari 60 sentimeter,” kata Santoso, salah satu warga Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kamis (14/5/2020).

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya selalu memantau perkembangan rob yang terjadi di Kabupaten Demak. Bahkan, dirinya sudah meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan PSDA Jateng untuk kerja ekstra menanani masalah rob itu.

“Saya minta ke BBWS dan PSDA, mana yang bisa di pompa dan dimasukkan ke Sringin, maka harus dilakukan. Hari ini (kemarin, red) sudah dicek ke lapangan. Termasuk Dinas Perhubungan saya minta terjun agar semuanya terkendali dan tidak terjadi gangguan,” katanya, Kamis (14/5/2020).

Dari laporan yang diterimanya, kondisi rob di pesisir utara Jateng memang masih cukup tinggi. Hal itu disebabkan karena sejumlah proyek belum selesai digarap di Jateng. Ia mencontohkan, proyek tanggul raksasa di Pekalongan sudah hampir rampung, proyek normalisasi sungai, kolam retensi dan polder di Kota Semarang juga sudah berjalan. Hal itu membuat kondisi dua daerah tersebut mulai terkendali. “Itu proses lama, di Semarang saja butuh waktu lima tahun persiapan, dan hari ini mulai ada hasilnya,” tegasnya.

Kondisi rob Sayung memang cukup parah. Banyak warga yang marah-marah kepadanya karena memang kondisi seperti itu. “Sayung memang menjadi perhatian saya secara khusus. Hanya saya harus menjelaskan pada masyarakat, kami akan menyelesaikan itu dengan program tol laut. Tapi karena proyek itu belum selesai, saya minta masyarakat bersabar,” katanya.

Pihaknya juga akan memberikan tindakan darurat apabila masyarakat yang terdampak rob membutuhkan. Kebutuhan logistik dan makanan sudah siap apabila memang diperlukan. “Saya menawarkan kalau memang butuh logistik, kami sudah siap. Tinggal pemerintah daerah mengajukan ke kami untuk kebutuhan itu,” ujarnya. (hib/aro/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya