RADARSEMARANG.COM, DEMAK, – Kondisi warga di pesisir Sayung sudah puluhan tahun menderita akibat abrasi dan rob. Termasuk, ratusan warga dari 130 Kepala Keluarga (KK) di Dukuh Mondioliko, Desa Bedono, Kecamatan Sayung yang hingga kini bertahan dari terjangan air laut.(WAHIB PRIBADI/RADARSEMARANG.COM).
Beberapa waktu lalu, jembatan penghubung dikampung tersebut ambruk lantaran tidak kuat menahan gelombang air laut. Selain jembatan, abrasi juga menghancurkan infrastruktur lainnya, utamanya jalan penghubung antar desa.
Kepala Desa Bedono, Agus Salim mengatakan, warga terdampak abrasi sudah ingin segera direlokasi. Menurutnya, sudah sekitar 20 tahun warganya menderita akibat terjangan air laut. “Kami sudah lama menderita. Kami ingin secepatnya direlokasi. Ada tujuh dukuh yang merasakan abrasi. Namun, hanya beberapa dukuh saja yang dipedulikan. Sedangkan, sisanya dibiarkan merana,” ujar Salim.
Kades Salim menambahkan, pemerintah desa senang jika ada pembangunan infrastruktur. Namun, lebih bergembira lagi jika direkolasi. “Jadi, lebih baik dipindahkan ke tempat yang layak daripada menderita puluhan tahun akibat abrasi,” katanya.
Ketua DPRD Demak H Fahrudin Bisri Slamet mengatakan, pembangunan infrastruktur didaerah tersebut meskipun dianggarkan Rp 10 miliar dinilai akan percuma saja. Sebab, bangunan akan tetap tergerus oleh abrasi. “Kalau betul betul ingin ditangani mestinya itu menjadi proyek nasional. Sebab, abrasi itu bukan hanya terjadi di Sayung saja, namun juga hampir semua pesisir utara Jawa,” katanya. (hib/bas)