RADARSEMARANG.COM, BREBES-Banjir yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Brebes beberapa hari lalu ternyata bukan hanya disebabkan jebolnya tanggul sungai. Kerusakan hutan yang parah di bagian hulu sungai juga menjadi penyebab.
Hal itu ditemukan oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat sidak beberapa lokasi banjir di Brebes, Selasa (14/1). Karena itulah, selain memastikan penanganan terhadap masyarakat yang terdampak, Ganjar mencari permasalahan utama penyebab banjir dengan meninjau tanggul jebol di Desa Ketanggungan dan Desa Cikeusal Lor Kecamatan Ketanggungan.
Dalam sidak tersebut, Ganjar didampingi Bupati dan Wakil Bupati Brebes serta Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung, Happy Mulya. Kepada Ganjar, Happy menerangkan bahwa banjir di Brebes tidak akan selesai hanya dengan perbaikan tanggul.
“Banjir di Ketanggungan karena adanya tanggul jebol pak. Tapi mau diperbaiki seperti apapun, itu tidak bisa menahan limpasan air dari atas, karena kerusakan di bagian hulu sungai sudah sangat parah,” kata Happy.
Happy menerangkan, secara keseluruhan di wilayah BBWS Cimanuk Cisanggarung ada 379 titik rawan banjir. Beberapa di antaranya berada di wilayah Brebes yakni sebanyak 49 titik. “Untuk itu, saya berharap kegiatan reboisasi bagian hulu sungai dipercepat, agar bencana semacam ini tidak terulang lebih parah lagi,” tegasnya.
Laporan itu langsung ditanggapi Ganjar. Saat itu juga, Ganjar langsung meminta Pemkab Brebes melakukan pemetaan wilayah mana saja yang mengalami kerusakan di bagian hulu untuk kemudian diambil tindakan. “Langsung dipetakan, cek wilayah mana saja dan seberapa parah kerusakannya. Langsung dilakukan penanaman,” perintah Ganjar.
Ganjar membenarkan, seberapapun cara yang dilakukan untuk mengantisipasi banjir di hilir, tidak akan pernah selesai kalau di hulu bermasalah. Untuk itu, semua kegiatan di hulu baik seperti penambangan, galian C yang tidak sesuai aturan harus ditertibkan.
“Satpol PP harus membantu mengawasi, kalau tidak yang rugi kita semuanya. Pemerintah juga harus menata soal tata ruang, yang tidak pas harus dikontrol,” tegasnya.
Ganjar juga mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. Di tengah perubahan cuaca yang semakin ekstrem, kalau tidak diantisipasi akan menimbulkan bahaya.
“Semua harus terlibat, tidak mungkin hanya selesai apabila pemerintah yang melakukan. Ayo masyarakat peduli dengan bareng-bareng mengembalikan ekosistem di bagian hulu, perbaikan tanggul di median dan perbaikan aliran di hilir,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Brebes, Idza Priyanti mengatakan akan langsung melakukan perintah dari Ganjar. Pihaknya akan langsung menerjunkan tim untuk melakukan pemetaan. “Besok, kami akan langsung melakukan penanaman dengan menggandeng para pelajar di Brebes,” ucapnya.
Sekadar diketahui, beberapa desa di Brebes mengalami musibah banjir beberapa waktu lalu. Banjir dikarenakan jebolnya tanggul sungai Babakan di desa Ketanggungan dan desa Cikeusal Lor Kecamatan Ketanggungan.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Ganjar juga memberikan edukasi kepada para pelajar dalam program ‘Sehari Bersama Gubernur’. Ia mengajak perwakilan siswa meninjau lokasi banjir di Kabupaten Brebes, Selasa (14/1). Dalam kesempatan itu, Ganjar mengajak enam siswa yang sebelumnya menjadi orator dalam acara Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) di depan kantor Gubernur Jateng.
Keenam siswa itu adalah Intan Latifah (SMAN 1 Purwanegara Banjarnegara), Syaqila Luthfia (SMAn 1 Boja Kendal), Angga Yoga Pratama (SMAN 1 Purworejo), Fauzi Hilmawan (SMA Islam Sudirman Ambarawa), Aji Kurniawan (SMAN Jateng di Pati) dan Rizki Abdi Suroso (SMKN 1 Juwangi Boyolali). Sejak pagi hingga sore hari, keenamnya harus berlarian mengikuti kegiatan Ganjar memantau banjir di sejumlah lokasi di Brebes.
“Ternyata jadi gubernur itu luar biasa lelahnya. Saya kira, jadi gubernur hanya enak duduk di kantor, ternyata tidak seenak itu,” kata Intan.
Sementara itu, Aji Kurniawan menerangkan, selama ini apabila ada pemimpin yang terjun ke masyarakat identik dengan pencitraan. Setelah mengikuti kegiatan Ganjar selama seharian, pemikiran itu langsung terhapuskan.
“Ternyata ini bukan pencitraan, tapi cara pemimpin hadir di tengah masyarakat yang terkena bencana. Pak Ganjar hadir tidak untuk mencari citra, tapi untuk mencari solusi penanganan bencana,” tutupnya.
Ganjar sendiri sengaja mengajak enam pelajar itu untuk berkeliling memantau banjir. Dengan terjun langsung ke lapangan, akan mendapatkan pengetahuan tentang penanganan dan penanggulangan bencana alam.
“Saya sengaja ajak mereka untuk belajar menanggulangi bencana seperti apa. Agar mereka mempelajari kondisi sosial masyarakat dan semacamnya. Mereka ini anak-anak hebat yang dulu berorasi dalam kampanye anti korupsi,” kata Ganjar. (sga/lhr/ida)