RADARSEMARANG.COM – Di Kabupaten Batang ternyata ada beberapa crazy rich yang diam-diam mengucurkan dana pribadi untuk kepentingan warga. Mereka menggelontorkan anggaran yang tidak tanggung-tanggung, hingga miliaran rupiah. Setelah nama HB Rasiman mencuat, kini giliran warga di Desa Sembung, Kecamatan Banyuputih.
Dia adalah Mohammad Untung, 63, yang saat ini menjabat sebagai kepala Desa Sembung. Pada program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) Tahap I 2023 dibangun jalan penghubung antar Kecamatan Banyuputih dan Kecamatan Gringsing. Tapi pembangunan itu hanya sampai batas desa Sembung. Sedangkan sisa jalan sepanjang 550 meter yang masuk desa Ketanggan masih berupa jalan setapak.
Untung pun tanpa pikir panjang langsung berinisiatif melanjutkan dengan dana pribadi. Setelah musyawarah dengan pihak Desa Ketanggan, akhirnya disepakati untuk diteruskan. Semua dana dan ekskavator dari Untung, sedangkan tenaga dari masyarakat desa Ketanggan.
Dalam waktu lima hari jalan beton sepanjang 550 kali 6 meter selesai dibangun. Materialnya menggunakan ready mix dan sekalian diresmikan berbarengan dengan penutupan TMMD. Tidak kurang 500 juta dikucurkan Untung untuk membuat jalan ini.
Sepak terjang Untung tidak hanya itu saja. Sebagai kepala desa yang menjabat sejak 2019, Untung ingin mewujudkan Desa Sembung sebagai Desa Wisata dan maju tanpa bergantung pada dana pemerintah.
Di atas tanah pribadi seluas 1230 meter persegi di Dukuh Kamijoro, Untung membuat replika Kakbah. Bangunan itu dilengkapi dengan musala yang megah, aula manasik, gedung TPQ, kantor sekretariat NU, dan tempat penitipan anak.
Jika ditotal, kompleks tanah dan bangunan itu menghabiskan dana sekitar Rp 1,3 miliar. Setelah jadi, tanah dan bangunan di atasnya diwakafkan kepada pengurus NU ranting Desa Sembung. Untung berharap kompleks replika Kakbah itu bisa untuk latihan manasik haji dan wisata religi karena di Sembung ada makam Kiai Sabuk Alu yang legendaris. “Disediakan juga persewaan pakaian untuk latihan manasik. Semua pendapatan masuk kas NU dan digunakan untuk NU,” ujar Untung.
Obsesi Untung membuat Sembung menjadi desa wisata tidak main-main. Kantor desa disulap menjadi gedung modern tujuh lantai yang pembangunannya sudah mencapai 80 persen. Gedung setinggi 35 meter itu tidak hanya untuk kantor desa tapi juga ada museum dan gardu pandang lengkap dengan teropong di lantai puncak. “Dari atas kita bisa melihat sampai Pagilaran yang jaraknya puluhan kilometer,” lanjut pengusaha sukses ini.
Museum, gardu pandang dan teropong bisa dicapai menggunakan lift dan diperuntukkan untuk umum dengan membayar tiket. Biaya kantor desa diperkirakan Rp 1,5 miliar ditanggung oleh para pengusaha yang ada di desa Sembung.
“Tapi karena pengusaha bersedia membiayai dalam jangka empat tahun, saya tombok dulu,” kata Untung sambil tertawa.