RADARSEMARANG.COM, Batang – Kisah HB Rasiman, 55, yang akan melebarkan seluruh jalan di desanya ternyata bermula dari ejekan. Sekitar satu tahun lalu, teman sekaligus rekan kerjanya berkunjung ke rumahnya di Desa Lebo, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang. Ia dibully karena jalan ke rumah sempit tidak bisa untuk berpapasan.
HB Rasiman adalah pengusaha konstruksi di Batang. Ia tergerak setelah melihat jalan di desa kelahirannya sempit dengan lebar hanya tiga meter. Ia menggelorakan Rp 1 miliar lebih untuk melakukan pelebaran jalan.
“Keinginan untuk melebarkan jalan sejak lebaran tahun lalu. Sejak saya punya tamu dari Jakarta. Dari kantor mau ke rumah aku dibully. Jalan lu sempit bro. Kampung banget, katanya gitu. Akhirnya termotivasi membangun,” ujarnya saat memantau pengerjaan pelebaran jalan, Kamis (18/5).
Selanjutnya Rasiman menyampaikan keinginannya itu kepada pemerintah desa dan warga. Jalan yang semula hanya tiga meter dibuat menjadi lima meter dengan penambahan di kiri dan kanan jalan. Tahap pertama adalah jalan utama desa dari Dukuh Rejosari sampai Dukuh Rowo Kledung sepanjang kurang lebih 3,5 kilometer.
“Saya sudah lama punya keinginan berbuat sesuatu untuk desa dan pelebaran jalan ini menjadi wujud impian saya. Meskipun ini adalah jalan kabupaten, tapi terlalu lama jika menunggu dana pemerintah, sementara kebutuhan warga sudah mendesak,” katanya.
Jalan yang saat ini mulai dilebarkan merupakan jalan yang setiap hari dilewatinya. Ia merasa kesal karena saat berpapasan dengan kendaraan lain harus berhenti. Bergantian melintasi jalan yang hanya berukuran tiga meter. “Setiap saya berpapasan, saya selalu gedabreg mandek. Sama tukang sayur saja nggak bisa lewat. Niatnya itu, idenya sudah lama,” ujarnya.
Jalan itu melintasi Dukuh Rejosari, Karanganyar, Gandil, dan Gesing. Jalan tersebut merupakan penghubung antar desa. Yakni, Desa Gringsing, Lebo, dan Krengseng.
Pihaknye berencana melebarkan dan memperbaiki seluruh jalan yang ada di Desa Lebo. Panjangnya sekitar 10 kilometer. Sesuai permintaan warga jalan dilebarkan dua meter menjadi lima meter. Padahal semula, ia hanya berencana melebarkan satu meter saja.
“Dari desa dan masyarakat antusias sekali. Warga merasa senang. Budget yang dikerjakan untuk 10 kilometer butuh 1.000 meter kubik material. Sehingga perlu anggaran sekitar Rp 1 miliar,” terangnya.
Saat ini, warga kompak dan semangat. Mereka membantu minum, konsumsi, dan lainnya untuk pekerja.
Rasiman menyampaikan niat untuk memperbaiki jalan ke pihak desa sebelum puasa tahun ini. Saat ditinggal umrah ternyata tidak ada pergerakan dari pihak desa. “Tak gertak itu kadusnya, niat membangun apa nggak? Saya gituin,” tegasnya.
Jalan sekitar rumahnya juga dicor sendiri tahun 2017. Menurutnya, desa itu maju atau tidak, tergantung jalannya. Anggapan orang kampung atau tidak itu tergantung jalannya. Pihaknya bergerak cepat karena merasa terlalu lama menunggu pemerintah. “Keburu mobil saya mbaret,” ucapnya sambil tersenyum.
Rasiman menargetkan pada 17 Agustus 2023 mendatang perbaikan jalan sudah selesai. Jadi, jalannya sudah bisa digunakan untuk karnaval. “Mumpung masih sehat, masih bisa supaya berguna bagi yang lain,” tandanya.