RADARSEMARANG.COM, Batang – Siapa sangka kain penutup kasur atau seprai ini akan terlihat lebih cantik di tangan Ratih Kusumasari. Warga Batang ini melukis seprai-seprai itu dengan beraneka motif, mulai bunga, tanaman, hingga kustom sesuai pesanan. Bahkan, seprai produksi Ratih sudah tembus mancanegara.
Bermula dari kegemarannya melukis, Ratih Kusumasari tertarik mencoba menuangkan goresan kuas di kain seprai. Hal ini dilakukan usai melihat karya-karya serupa yang dilakukan oleh orang lain. Ide itu bermula pada 2016 silam. Wanita 42 tahun ini langsung melukis satu dua seprai dan mencoba menjajakannya di market place.
Tiga tahun berlalu, kini Ratih sudah bisa memproduksi berbagai macam produk yang dilukis. Seperti kaos, seprai, sarung bantal, baju, kerudung, celana, kemeja, tote bag, dan lainnya. Berbagai produk dilukis bersama dua karyawannya. Total Ratih punya tujuh karyawan. Ada yang bertugas memotong, menjahit, melukis, hingga memasarkan.
“Pertama membuat seprai, saya gambar motif bunga. Lalu, burung dan kupu-kupu. Saya kemudian membuat seprai untuk wedding. Karena seprai ini kerap dijadikan kado untuk pernikahan,” ujar Ratih saat ditemui RADARSEMARANG.COM di tempat produksinya di Kelurahan Kauman, Kecamatan Batang.
Produk tersebut benar-benar dilukis tanpa diawali dengan sketsa. Ia kerap mencontoh referensi-referensi di internet. Begitu juga dengan gambar-gambar lukisan kustom sesuai pesanan pelanggan. Pengembangan ini bermula tahun 2019, saat ada pelanggan request baju lukis, hingga berbagai produk lainnya.
Mau tidak mau, Ratih harus menyesuaikan diri mencoba menggoreskan kuasnya ke produk selain seprai. Gambar yang diminta juga unik-unik, seperti jembatan Kali Kuto, teratai, kartun, bola, hingga wayang. Motif itu dilukis dengan tangan menggunakan tinta khusus. Goresan-goresan kuas pun secara luwes membentuk motif bertekstur. Berbeda dengan sablon yang punya tekstur rata, tekstur produk lukisan buatan Ratih bisa dirasakan layaknya tiga dimensi.
Dalam sehari, satu orang bisa melukis hingga 10 produk. Sedangkan pesanan terlama bisa dikerjakan hingga satu minggu. Penentuan harga menyesuaikan jenis produk hingga kerumitan lukisan.
Namun harganya masih terjangkau. Satu seprai termurah dibandrol dengan harga Rp 145 ribu. Sedangkan kerumitan lukisan ada tambahan hingga Rp 25 ribu sampai Rp 50 ribu saja.
Seluruh produknya dipasarkan secara online. Pembelinya berasal dari berbagai daerah. Mulai Bali, Sumatera, Aceh, Bangka, Jepara, Pekalongan, Jakarta, Tegal, dan Jogjakarta. Sementara di luar negeri, produk lukis buatan Ratih sudah sampai ke Malaysia, Singapura, Belanda, Mesir dan beberapa negara Timur Tengah lainnya.
“Sehari bisa laku 10 produk, omzet sebulan bisa mencapai Rp 10 juta,” ucapnya.
Hal yang memotivasi Ratih mengembangkan produk ini adalah kegemarannya mencoba. Produk-produknya bisa dipajang di pameran-pameran. Ia juga berharap bisa memotivasi dan menginspirasi para pelajar. Karenanya, ia juga menerima pelajar magang agar bisa belajar melukis dengan ide yang lebih luas. Sehingga mereka bisa memiliki penghasilan sendiri. (yan/aro)