30 C
Semarang
Tuesday, 17 June 2025

Sentil Pedagang yang Kepruk Harga Seenaknya

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, BATANG – Suasana Idul Fitri 2023 masih terasa di wilayah Kecamatan Gringsing yang mayoritas masyarakatnya masih tradisional.

Tidak terkecuali di jalan raya pantura yang dipenuhi pengguna lalu lintas terutama yang ke arah timur akibat sistem oneway yang diterapkan di jalan tol.

Ada beberapa catatan yang bisa diambil untuk bahan evaluasi baik dari segi keamanan maupun kenyamanan.

Camat Gringsing Adhi Bhaskoro menyampaikan itu saat menerima kunjungan awak media di kantornya, Rabu (26/4).

“Ada poin-poin khusus yang menjadi perhatian kita semua dan menjadi bahan evaluasi supaya di tahun-tahun mendatang bisa lebih baik lagi,” tegas Adhi Bhaskoro.

Perhatian khusus itu antara lain tentang petasan yang sebagian besar ditaati masyarakat dengan tidak membunyikan petasan karena berbahaya.

Himbauan tersebut tertera di baner besar yang dipasang di tiap-tiap kantor desa. Aparat desa juga diminta aktif mengedukasi masyarakat.

Perkelahian yang sering terjadi saat menjelang Idul Fitri juga berhasil ditekan dengan pencegahan sebelum terjadi keributan.

“Aparat dari Polsek dan Koramil 03 Gringsing, Trantib Kecamatan, Linmas dengan dibantu Banser, Kokkam serta Pemuda Pancasila menempatkan personel di beberapa titik rawan dan alhamdulillah berhasil mengamankan wilayah,” lanjutnya.

Adhi Bhaskoro juga menyentil beberapa oknum pedagang yang menaikkan harga diluar kewajaran seperti yang terjadi di sebuah warung lesehan. Satu porsi nasi lele yang biasanya hanya 20 ribu terpantau menjual dengan harga dua kali lipat. “Ini jelas membuat cemar nama Gringsing. Satu dua oknum nakal tapi yang kena semua penjual di wilayah Kecamatan Gringsing,” tegasnya.

Rata-rata oknum nakal ini adalah penjual musiman yang hanya buka saat ada arus mudik dan arus balik. Selain itu Adhi Bhaskoro juga memberikan apresiasi kepada pemerintah desa Krengseng yang dinilai sangat aktif menjaga suasana kondusif.

Seminggu sebelum Idul Fitri Linmas ditugaskan berjaga di persimpangan jalan desa secara bergantian. Ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal menonjol dari masyarakat Krengseng sendiri maupun sebaliknya.

“Krengseng bisa dicontoh desa lain supaya masyarakat nyaman, aman dan toleran”, pungkasnya. (yan)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya