Nasirin, sudah mendekam di sana sejak 2 tahun 10 bulan. Ia menjadi napi santri sudah 2,5 tahun. Selama menjadi santri, Nasirin selalu membuka diri berkenalan dengan orang-orang baik dari pesantren Al Ihsan III.
“Selama menjadi santri pikiran saya sudah berubah. Gimana nanti saat bebas bisa menjauhi barang haram itu dari pikiran kita. Bagaimana strategi yang dilakukan supaya tidak terjerat narkoba lagi dan terpengaruh pergaulan lagi,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Lapas Kelas IIB Batang, Rindra Wardhana mengatakan, kegiatan ini sengaja dibuat untuk memperbaiki keimanan dan ketaqwaan napi. Selama Ramadan napi full melakukan kegiatan ibadah. Pihaknya menggandeng pesantren dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Batang untuk melakukan bimbingan moril.
“Alhamdulillah rata-rata dua hari mereka bisa hatam Alquran. Mereka tadarus dari pagi sampai malam selama bulan Ramadan penuh,” tuturnya.
Ia berharap, kegiatan di bulan Ramadan kali ini bisa merubah cara pandang dan cara perilaku napi yang jauh dari agama. Modal agama dan keterampilan menurutnya sangat dibutuhkan oleh para napi. Itu akan dirasakan saat mereka bebas dan bertemu kembali dengan masyarakat. (yan/zal)