28 C
Semarang
Thursday, 17 April 2025

Fokus Mengaji, Santri Lapas Kelas IIB Batang Sehari Bisa Khatam 30 Juz

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Batang – Kegiatan keagamaan layaknya pesantren tidak hanya dilakukan masyarakat umum. Warga binaan Lapas Kelas IIB Batang juga ikut nyantri di dalam lapas. Kegiatan itu merupakan sarana bertaubat untuk para napi.

Hanya napi yang memenuhi persyaratan yang bisa mengikuti kegiatan pesantren tersebut. Total ada 70-an napi yang menjadi santri di Lapas Batang dari 390 orang. Kegiatan keagamaan mereka dibimbing langsung oleh Ponpes Al Ihsan III Batang. Selama Ramadan ini kegiatan napi lebih fokus untuk mengaji. Kegiatan tersebut dilakukan sejak pagi hingga malam.

Mereka membaca Alquran di area musala lapas mulai pukul 08.00 hingga 10.00 WIB. Dilanjut setelah salat Asar berjamaah hingga pukul 16.30 WIB. Kegiatan tadarus kemudian dilanjutkan sesudah salat tarawih hingga pukul 21.00 WIB.

“Sore itu biasanya ada juga pengajian umum. Selama tadarus, satu hari itu bisa 30 juz Alquran. Alhamdulillah satu hari satu khatam,” ujar Muhammad Nasirin, 37, napi narkoba yang nyantri di Lapas Batang.

Ia merasa senang bisa memperdalam agama di dalam lapas. Hal tersebut tidak terbayang sebelumnya. Karena bisa mengaji, memperbaiki diri agar bisa menjadi orang yang lebih baik.

Perasaan itu diungkapkan Nasirin saat menemui wartawan RADARSEMARANG.COM di musala lapas. Saat itu warga binaan lainnya sedang melakukan zakat fitrah. Mereka bergantian membayarkan zakat di hadapan petugas.

Hampir semua napi santri membayarkan zakat di sana. Nasirin sangat berterimakasih pada petugas Lapas Batang karena memberikan layanan zakat fitrah. Ia dan rekan-rekannya merasa sangat terbantu.

“Kita juga melakukan zakat fitrah di dalam lapas. Bahkan beberapa orang ada yang sampai membayarkan zakat seluruh keluarganya di dalam lapas,” ucapnya.

Sembari menunggu adzan Asar, para santri menyebar di pelataran dan dalam musala. Ada yang berzikir, membaca doa, dan tadarus.

“Ini kan sebentar lagi Lebaran, saya sebenarnya sudah kangen dengan keluarga. Kangen kumpul dan makan bersama. Biasanya dibawakan kue Lebaran. Kangen banget,” kata Nasirin sembari berkaca-kaca.

Selama ini, ia tidak bisa merasakan kehangatan makan bersama keluarga. Karena ada pembatasan aktivitas saat kunjungan. Ia sangat rindu bisa makan bareng keluarga, bukan makan kue Lebarannya.

Reporter:
Riyan Fadli

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya