RADARSEMARANG.COM – Tradisi perlombaan dayung tradisional rutin digelar di Batang sejak 1977. Tepatnya di Sungai Sambong, Desa Klidang Lor, Kecamatan Batang.
Hal ini yang menginspirasi Eko Sulistiyo untuk menciptakan miniatur perahu naga sebagai cinderamata perlombaan dayung tersebut.
Tradisi lomba dayung tradisional di Desa Klidang Lor, Kecamatan Batang selalu menarik perhatian ribuan orang. Event itu rutin digelar setiap H+1 Lebaran.
Hal ini dimanfaatkan Eko Sulistiyo, 36, warga Dukuh Sulur, Desa Klidang Lor, Kecamatan Batang ini sebagai peluang bisnis.
Ia pun membuat miniatur perahu naga yang dijual ke pengunjung. Pria yang sehari-hari menjadi nelayan ini mulai terpikir membuat miniatur perahu naga sejak 2022.
Wartawan RADARSEMARANG.COM pun berkesempatan berkunjung ke rumah Eko. Lokasinya berada di gang kecil yang hanya bisa dilewati sepeda motor. Triplek lembaran terlihat tersandar di depan rumah bercat hijau itu.
Eko mempersilakan koran ini masuk ke ruang tamunya. Puluhan badan miniatur perahu naga yang belum jadi tersusun di atas meja tamu.
Ia menjelaskan, jika produksi perahu naga hanya dilakukan saat pulang melaut. Biasanya Eko pulang melaut satu bulan sekali. Ia hanya di rumah satu sampai dua minggu. Waktu di rumah inilah yang dimanfaatkan Eko untuk memproduksi miniatur perahu naga.
Produk itu dikarangnya sendiri. Mulai desain hingga detail perahu. Selain sebagai nelayan, Eko juga punya background pembuat kapal. Sehingga sedikit paham perihal perkayuan.
“Ini awalnya coba-coba buat sendiri. Dulu belum sebagus ini kata orang-orang. Saya lihat di medsos ada yang buat juga dan dijual. Akhirnya saya memberanikan diri ikut dikomersialkan,” tuturnya.
Setelah di-posting, miniatur perahu naga buatannya pun laku keras. Momen itu pasca tradisi lomba dayung tradisional digelar. Ia pun kewalahan menerima pesanan yang ada.
Saat itu, ia berhasil menjual 100 miniatur perahu naga. Beberapa pesanan pun ditolak, satu bulan sejak Lebaran produksinya dihentikan. Ia harus berangkat melaut kembali.
“Ada anak yang ke sini nangis-nangis. Orang tuanya membujuk untuk membuatkan satu saja. Dengan tidak enak hati saya jawab tidak. Bahan-bahan juga sudah habis,” ucapnya.