27 C
Semarang
Sunday, 13 April 2025

Jaga Eksistensi Singo Barong, Pemkab Batang Minim Anggaran

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Batang – Pemerintah Kabu­paten Batang masih terkendala anggaran untuk mengangkat kesenian Singo Barong. Meski begitu, minimnya dana tidak membuat para pegiat kesenian nglokro. Pegiat seni Batang tetap berupaya mengeksiskan kesenian lokal Singo Barong di berbagai kesempatan.

Minimnya anggaran pemkab untuk mengangkat kesenian Singo Barong dibenarkan Kepala Bidang Kebudayaan Disdi kbud Batang Affy Kusmoyorini. Namun pemkab, tetap akan berusaha memfasilitasi para pegiat seni untuk tampil.

“Kita saat ini masih terkendala anggaran. Tapi kita punya ha­rapan untuk membuat suatu pentas kesenian tradisional untuk mewadahi para pelaku kesenian ini di tin­gkat kabupaten. Hara­pannya satu tahun bi­sa diselenggarakan sekali,” ujar Affy Kusmoyori­ni saat ditemui di kantornya, Selasa (3/­1).

Ia pun berharap, kes­enian yang tersebar di wilayah Batang ti­mur ini bisa ikut me­mbawa nama Batang di kancah nasional. Pe­giat kesenian Singo Barong sendiri terse­bar di beberapa keca­matan. Seperti Gring­sing, Limpung, Reban, dan Bawang.​

Pemerhati budaya, Mu­chamad Agus ZN mengu­ngkapkan, keseni­an Singo Barong adal­ah aset berharga yang harus dilestarikan. Ini merupakan wari­san budaya asli Indo­nesia, di mana tiap daerah punya ciri kh­as tersendiri. “Jang­an sampai generasi penerus melupakan bud­aya adhi luhung ini. Banyak pesan positif yang terselip di balik Singo Barong,” tegas Agus ZN.

Sementara itu, Kades Mentosari, Kecamatan Gringsing Suwadji ikut melestar­ikan Singo Barong. Dalam perayaan tahun baru, Desa Mentosari mengadakan festival Singo Barong. Tujua­nnya untuk nguri-uri budaya lokal dan me­mberi tontonan kepada masyarakat. “Jika kebanyakan nanggap dangdut kami mencoba menampilkan sesuatu yang unik sekaligus menjaga kesenian tra­disional supaya tidak punah,” ujar Suwad­ji.

Jika biasanya meraya­kan malam pergantian tahun dengan konser musik atau menyalak­an kembang api, di GOR indoor Desa Mento­sari malah diadakan festival kesenian tr­adisional Singo Baro­ng. Kegiatan itu dii­kuti sembilan grup dari beberapa daerah di Batang. Tontonan yang diselenggarakan oleh Bumdes Cokroke­mbang ini cukup mena­rik minat pengunjung untuk melihat aksi akrobatik yang ditam­pilkan pemain.​

Hujan yang turun sej­ak sore tidak mengha­langi niat mereka un­tuk menyaksikan. Set­iap grup membawa per­alatan lengkap serta atraksi pendamping seperti kuda lumping, sepasang dawangan, setanan dan aneka pakaian satwa sebagai penggambaran suasana hutan.​

Performa apik ditamp­ilkan oleh grup Singo Barong Langgeng Bu­doyo dari Desa Kreng­seng. Grup pimpinan Mbah Bejo ini termas­uk tertua dan menjadi favorit tanggapan. Selain lengkap atra­ksinya juga tergolong ekstrem seperti sa­lto dan menyemburkan api dari mulut. Ber­penampilan nyentrik dengan janggut putih panjang Mbah Bejo dianggap sesepuh oleh komunitas Singo Bar­ong. (yan/zal)

Reporter:
Riyan Fadli

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya