RADARSEMARANG.COM, Batang – Polemik pembangunan masjid di Desa Kalipucang Wetan, Kecamatan Batang, terus bergulir. Tidak sekadar tempat ibadah, di dalam lingkungan masjid tersebut rencananya juga akan dibangun klinik gratis untuk masyarakat umum.
Machzum Baisa pemilik lahan serta pendiri bangunan itu mengungkapkan, pembangunan masjid dan klinik gratis yang digagasnya itu ditolak masyarakat. Padahal, menurutnya pembangunan itu tidak merugikan siapa pun. Pihaknya resah karena berhembus isu yang menurutnya salah. Seperti masjid itu dibangun oleh aliran sesat.
Pihaknya tidak menyangka niat baiknya untuk membangun tempat ibadah dan membantu penanganan masalah kesehatan ditolak warga. “Warga setempat yang butuh pengobatan akan dilayani secara gratis karena akan dibangun klinik dekat area mesjid,” ucapnya.
Ia pun menduga ada oknum kelurahan yang menghasut warga. Sehingga warga wilayah itu menolak pembangunan masjid. “Oknum itu diduga telah menghasut warga untuk menolak pembangunan masjid,” tegasnya.
Machzum bercerita ketika berada di area tanah masjid dan sedang melakukan persiapan untuk mengurus izin IMB. Lurah Desa Kalipucang Wetan, Mundakir mendatangi dirinya sembari bertanya terkait masjid yang akan dibangun.
Mundakir menanyakan bagaimana sistem pendanaan pembangunan masjid tersebut. Machzum pun menjawab bahwa masjid dibangun secara ahlussunah wal jamaah.
“Wah. Kalau ahlussunah wal jamaah kami dukung, Bah. Nggak usah urus izin. Kalau masjid bangun saja langsung saya yang tanggung jawab. Kan saya lurahnya, aman, nggak ada yang berani ganggu. Kalau bangunan lain baru pakai izin,” ungkap Machzum menirukan perkataan Lurah Mundakir waktu itu.
Seperti diketahui lahan masjid yang akan dibangun memiliki luas 6.000 meter persegi. Pihaknya sudah memesan dan membayar semua material yang dibutuhkan untuk pembangunan masjid. Anggaran yang digunakan sekitar Rp 15 miliar. (yan/zal)
