RADARSEMARANG.COM, BATANG – Seorang penderita gangguan jiwa alias ODGJ mengamuk dan membacok tetangganya sendiri. Peristiwanya terjadi di Dukuh Morosari, Desa Yosorejo, Kecamatan Gringsing, Kamis (3/11) sekitar pukul 17.00 WIB. Pelaku adalah Sugiyo, 47, yang mengalami gangguan jiwa setelah mengikuti suatu aliran kebatinan.
Sementara korbannya bernama Warno’i, 63. Rumahnya bersebelahan dengan pelaku. Akibatnya Warno’i harus mendapatkan perawatan intensif di RS Kariyadi Semarang, karena mengalami luka serius di kepala.

Ketua RW setempat, Purdi menceritakan, Sugiyo menderita gangguan jiwa setelah bergabung di sebuah kelompok kebatinan di daerah Kendal sepuluh tahun lalu. Sugiyo hanya tinggal berdua dengan kakak perempuannya yang menjadi buruh tani. Sugiyo sendiri belum menikah.
Purdi mengaku, dirinya juga pernah ikut kelompok tersebut namun hanya sebentar karena dirasa aneh. Di setiap kegiatan para pengikut hanya diberi semacam amalan untuk dibaca dan setelah itu ditanya mimpi apa. Purdi bertahan dua tahun sedangkan Sugiyo tetap ikut dan akhirnya terganggu kejiwaannya.
Peristiwa pembacokan terjadi saat Warno’i menegur Sugiyo untuk tidak melempar batu ke genting rumahnya. Teguran ini rupanya membuat Sugiyo tersinggung dan masuk rumah mengambil parang. Warno’i tidak sadar bahaya mengancam dan tidak sempat mengelak ketika parang Sugiyo menebas kepala belakangnya.
Warno’i langsung tersungkur, sedangkan Sugiyo terlihat seperti kebingungan. Purdi dan tetangga lain berusaha menangkap Sugiyo tetapi takut karena masih memegang parang. Akibat tebasan parang ini kepala belakang Warno’i terluka cukup dalam hingga bagian tulang tengkorak.
Warno’i yang terluka parah segera dibawa ke RSI Weleri dan akhirnya dirujuk ke RS Kariyadi Semarang. Beruntung nyawa Warno’i bisa diselamatkan meskipun sampai saat ini masih kritis.
“Kejadiannya saat turun hujan. Dan Sugiyo selalu kambuh setiap musim hujan,” lanjut Purdi.
Sugiyo akhirnya bisa dibekuk setelah dibujuk anggota Polsek Gringsing untuk menyerah dan langsung dibawa ke RSJ Pedurungan.
Kades Yosorejo Suprayitno menyatakan, pihak desa pernah berkali-kali mengupayakan agar Sugiyo bisa diobatkan ke RSJ. Ia sering mengamuk dan melempari rumah tetangga tanpa sebab, tetapi keluarga menolak.
“Sugiyo memang sering ngamuk tapi hanya sebatas melempari rumah tetangga dengan batu,” kata Kades. (yan/zal)