27 C
Semarang
Friday, 20 December 2024

Pemkab Batang Tak Punya Anggaran Ekskavasi Candi Tertua di Jateng

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Batang – Pemerintah Kabupaten Batang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menyatakan tidak punya anggaran untuk ekskavasi temuan candi di Kawasan Industri Terpadu Batang. Butuh anggaran hingga Rp 400 juta untuk menggali candi tertua di Jawa Tengah tersebut.

“Saya menunggu dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, siapa tahu dari sana ada dana eskavasi, kita sebenarnya tidak ada anggaran,” ujar Kepala Bidang Kebudayaan, Disdikbud Kabupaten Batang, Affy Kusmoyorini, Senin (31/10).

Senin (31/10) dan Selasa (1/11) BPCB Jawa Tengah datang untuk melihat lokasi. Pihaknya sangat berharap ada anggaran untuk ekskavasi. Affi menjelaskan, kebutuhan anggaran tersebut kurang lebih Rp 200 juta. Penggunaannya untuk eksavasi saja. “Tapi untuk menjaga keamanannya butuh anggaran lagi,” katanya.

Total anggaran bisa mencapai Rp 400 juta, untuk tambahan kemanan yang sederhana. Agar tidak terjamah oleh pihak lain yang tidak bertanggungjawab.

Pihaknya berharap ada anggaran dari BPCB, kalaupun tidak ada anggaran pihaknya akan mencoba ke Kementerian PUPR.

“Karena Batang sebagai kota pusaka, sepengetahuan saya ada anggaran yang disediakan untuk kota pusaka, dananya Rp 1 miliar satu tahunnya,” terangnya.

Seperti diketahui, batu bata merah dari candi tersebut beberapa kali diambil oleh warga. Karenanya, candi tersebut ditimbun kembali dengan tanah. Supaya tidak ada lagi batu bata candi yang dijarah. Disdikbud sendiri baru punya juru pelihara di sana sejak 2021. “Sejak tahu diambil warga saya pesan untuk diamankan. Batu bata yang diambil warga kemungkinan bisa kita ambil kembali,” ucapnya.

Candi yang berada di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing ini, baru ditemukan lagi tahun 2022 saat penyiapan lahan KITB. Candi pertama kali ditemukan tahun 2019. Temuan candi itu hanya berjarak sekitar 30 meter dari situs pemandian Balekambang. Sementara Balekambang sendiri berasal dari Abad ke-9.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sempat melakukan penggalian dengan anggaran sendiri. Penggalian dilakukan dalam waktu dua minggu saja. Tidak semua dibongkar, hanya mencari data intinya. Saat itu dari arang yang ditemukan diketahui bahwa candi tersebut usianya sudah 14 abad. Berasal dari abad ke-7 Masehi atau tahun 630-an di periode sebelum Mataram, yaitu zaman Kalingga atau kerajaan Holing.

Dengan demikian, bisa dipastikan candi tersebut menjadi yang tertua di Jawa Tengah. Mengalahkan usia candi Borobudur dan candi-candi lainnya. Struktur utama candi ini dibuat dengan batu bata merah. Ukuran tiap batu bata itu jauh lebih besar dibanding batu bata yang ada sekarang. Lebarnya 37×18 sentimeter dengan ketebalan 7 sentimeter. Sementara beratnya sekitar 3 kilogram. Luasan bangunan candi tersebut diperkirakan 16 meter kali 16 meter. (yan/zal)

Reporter:
Riyan Fadli

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya