30 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Dewan Soroti Imbas Tanggul Laut Pekalongan, Perlu Bantuan Pusat

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Batang – DPRD Kabupaten Batang menyoroti tenggelamnya ratusan hektare lahan sawah produktif di pesisir Kecamatan Batang. Lahan itu sudah tidak bisa difungsikan lagi untuk bercocok tanam karena rob. Rob pun semakin cepat meluas sejak dibangunnya tanggul laut Pekalongan.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Batang Nur Faizin menyebutkan, masalah tersebut tidak bisa diselesaikan sendiri oleh Pemerintah Daerah. Perlu kerjasama dengen pemerintah pusat menyangkut besarnya anggaran.

Seperti diketahui, diperkirakan 300 hektare lahan sawah produktif di sana telah mati. Tidak ditanami lagi. Padahal, dahulu 1 hektare lahan di sana bisa menghasilkan 8 ton padi.

“Perlu menata ulang pesisir Batang yang telah terendam rob. Sehingga dampak rob yang selama ini dialami oleh masyarakat bisa teratasi. Kita ambil contoh daerah sebelah sudah menangani rob begitu serius. Di Batang rob ini sudah menahun. Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislutkanak) Batang bisa sounding ke pemerintah pusat untuk penataan sepadan pesisir Batang. Sehingga rob bisa teratasi,” ujarnya.

Menurutnya, ada beberapa opsi untuk hadapi bencana rob tersebut. Lahan bisa dikeringkan, sehingga bisa produktif seperti semula. Karena masih ada potensi pertanian padi dengan produktifitas tinggi. Jika benar-benar sudah tidak bisa diatasi, lahan bisa dialihfungsikan. Semula sawah jadi lahan tambak ikan.

Pihaknya pun menilai baik pembuatan demplot tambak ikan kerapu air payau di area terdampak tersebut. Demplot diinisiasi oleh Dislutkanak bersama kelompok petambak di Desa Denasri Wetan. Ada tiga desa yang ratusan hektare lahan sawahnya terendam rob. Yaitu Desa Denasri Wetan, Denasri Kulon dan Kasepuhan.

“Ketika lahan sudah tidak bisa difungsikan untuk bercocok tanam artinya harus dialihkan untuk hal lain. Petani perlu dibina untuk alih profesi sebagai petani tambak,” ujar politisi PPP tersebut.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Batang, Junaenah mengatakan kondisi rob terjadi sejak 10 tahun lalu. Namun semakin parah sejak tiga tahun terakhir. Pembangunan tanggul laut di Pekalongan sangat berimbas pada wilayah Kecamatan Batang. Lahan-lahan sawah produktif semaikan cepat berkurang karena terendam rob.

“Sudah tidak kelihatan batas-batas sawahnya itu, sudah air semua. Jalan satu-satunya memang harus mendapatkan anggaran untuk membuat tanggul. Imbasnya langsung terasa,” tegasnya.

Pihaknya pun sepakat jika Pemda harus melakukan komunikasi dengan Pemerintah Provinsi maupun Pusat. Anggaran dari Pemda tentu tidak akan kuat untuk mengatasinya. Butuh anggaran besar dan perlu ada keseriusan dari Pemda untuk mengawal itu.

“Pekalongan sudah dibendung, mau tidak mau air lari ke daerah kecamatan Batang. Hingga saat ini belum ada kajian serius untuk masalah rob tersebut,” tandasnya. (yan/svc/bas)

Reporter:
Riyan Fadli

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya