27.8 C
Semarang
Friday, 10 October 2025

Ratusan Penyadap Karet Perlu Reskilling

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, BATANG – Alih fungsi lahan PT Pekebunan Nusantara IX (PTPN IX) Siluwuk menjadi Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) berimbas pada ratusan pekerjanya. Sebanyak 600 buruh perkebunan itu berpotensi kehilangan mata pencaharian. Mereka perlu di reskilling, agar bisa mendapatkan pekerjaan di KITB nantinya.

Rata-rata pekerja tersebut sebagai penyadap karet. Sekarang, walau lahan garapan sudah berkurang drastis, mereka masih dipekerjakan oleh PTPN IX. Dari jumlah itu rata-rata berijazah SD, SMP dan SMA, bahkan ada yang tidak sekolah.

Kepala Dinas Tenagakerja Kabupaten Batang, Suprapto mengatakan, pemkab terus berupaya agar penderes karet tidak kehilangan pekerjaan. PTPN IX Siluwuk juga sudah meminta pemerintah pusat mengeluarkan program upskilling and reskilling (meningkatkan kemampuan dan melatih kembali kemampuan).

“Pemerintah Pusat, Pemprov Jateng dan Kabupaten Batang sudah ada komunikasi. Dari 600 karyawan, sudah ada 15 orang dikirim untuk mengikuti pelatihaan ke Balai Besar Peningkatan Produktivitas (BBPP) Bekasi. Dari 15 orang, yang lulus hanya 13 orang,” kata Suprapto saat ditemui di kantornya.

Pemkab Batang juga telah meminta anggaran dari Pemprov Jateng untuk menggelar pelatihan melalui mobile training unit (MTU). Kegiatan dilaksanakan di Perkebunan Siluwuk. Ada dua angkatan dalam pelatihan tersebut. Pertama, jurusan teknik elektronik rumah tangga sebanyak 20 orang. Berikutnya ada jurusan boga sebanyak 16 orang.

Suprapto menyebutkan, pelatihan kedua jurusan tersebut bukan untuk pemenuhan tenaga kerja di KIT Batang. Tapi lebih cenderung untuk wirausaha dan tambahan penghasilan bagi buruh PTPN IX yang terdampak pembangunan KITB.

“Kitakan belum tahu pabrik di KITB beroperasinya kapan. Sambil menunggu, mereka kita kasih bekal untuk wirausaha sambilan,” imbuhnya.

Suprapto menyatakan, secara intern manjemen KITB sudah menerima buruh eks PTPN IX Siluwuk. Pihaknya tidak mengetahui secara pasti jumlahnya. Mereka dipekerjakan sebagai Cleaning Service (CS), Satpam dan sebagian diperkerjakan di kontruksi pembangunan pabrik di kawasan industri.

Menurutnya, Pemkab Batang masih terus berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan KITB. Agar mendapatkan anggaran pelatihan program upskilling and reskilling.

“Supaya pada saatnya pabrik-pabrik di KIT Batang beroperasi bisa dipekerjakan di pabrik maupun pendukung kawasan, seperti menyuplai makanan, jadi satpam maupun tenaga kebersihannya,” jelasnya.

Suprapto juga menegaskan, mereka buruh PT PN IX Siluwuk yang terdampak yang belum alih pekerjaan tidak di PHK. Tapi mereka masih karyawan yang dipekerjakan di unit usaha perkebunan lainya.

“Walaupun sebenarnya secara kebutuhan SDM di unit usaha perkebunan PT PN IX Siluwuk masih mencukupi. Tapi karena dampak ini harus diakomodir, meskipun menjadi beban,” tandasnya. (yan/zal)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya