RADARSEMARANG.COM, Batang – Ratusan rumah ikan buatan ditenggelamkan di pesisir Batang, Rabu (19/10). Tepatnya di Pelabuhan Ikan, Kelurahan Karangasem Utara. Langkah tersebut merupakan upaya untuk menjaga dan melestarikan ekosistem laut.
Rumah ikan buatan bernama Artificial Patch Reef (APR) dan Artificial Fish Apartment (AFA), fungsinya untuk menghidupkan kembali habitat terumbu karang, sekaligus sebagai rumah ikan.
APR dan AFA tersebut dibuat dari beton FABA atau Flay ash dan Bottom ash. Beton FABA diolah dari limbah padat yang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara di PLTU 2×1.000 MW Batang. Tempat tinggal ikan buatan itu nantinya disusun menyerupai piramida.
Hal ini merupakan hasil dari penelitian Fakultas Perikanan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang bekerja sama PT BPI selaku konsorsium pembangunan PLTU 2×1.000 MW Batang. Peresmian pemasangan secara simbolis oleh Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki bersama Dekan Perikanan Undip serta jajaran direksi PT BPI.
“Ini teknologi baru pemanfaatan limbah batu bara yang sudah kategori non-B3. Artinya sudah tidak berbahaya. Kemudian oleh Undip dan BPI dimanfaatkan untuk terumbu karang,” kata Pj Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki.
Lani menjelaskan, langkah itu merupakan upaya untuk menjaga ekosistem laut. Menumbuhkan kembali terumbu karang yang telah rusak bertahun-tahun.
Selain itu, limbah batu bara atau FABA non B3, tidak hanya untuk pembuatan rumah ikan dan terumbu karang saja, tapi juga bisa dimanfaatkan sebagai batako dan paving block.
Dekan Fakultas Pertanian Undip, Tri Winarni menjelaskan, FABA yang dijadikan ATR dan AFA sudah melalui penelitian. Bahan tersebut juga telah dinyatakan sebagai golongan non B3.
Rasio yang berbeda FABA bisa menggantikan semen yang sekarang harganya mahal. Karenanya pemanfaatan limbah ini punya potensi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. “Berawal dari situlah kita mulai mencoba memanfaatkan semaksimal mungkin untuka hal-hal lain,” katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Penelitian dan Ahli Terumbu Karang Undip Semarang Munasik menjelasakan, kerusakan terumbu karang di wilayah perairan laut pantura, khususnya Batang sudah sangat masif. Keberadaan terumbu karang terbilang hampir langka. Salah satu penyebabnya adalah sedimen dan pengenceran air laut.
“Melalui program matching fun 2022 ini, kita ingin menghidupkan kembali habitat terumbu karang dengan pemanfaatan limbah batubara,” ucapnya.
Pemasangnya APR dan AFA berada di dua lokasi yakni di karang sebapang dan di sekitar Karangmaheso. “Hasilnya bisa kita lihat di dua tahun ini dalam kondisi bagus. Sehingga kita tambah lagi dengan APR dan AFA di karang sibapang tahun ini sebanyak empat set,” terangnya. (yan/zal)