RADARSEMARANG.COM, BATANG – Pengawasan terhadap keberadaan warga negara asing (WNA) di Kabupaten Batang, perlu ditingkatkan. Menyusul banyaknya Penanam Modal Asing (PMA) yang berinvestasi. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) berharap masyarakat berperan aktif memantau keberadaan WNA di wilayahnya.
“Kita dalam pengawasan orang asing menggunakan model pentahelix. Yaitu melibatkan seluruh stakeholder yang berkepentingan. Tidak hanya dari pemerintah, tetapi melibatkan pihak di luar pemerintah itu sendiri. Seperti masyarakat, perusahaan, hotel dan lainnya,” ujar Kepala Kesbangpol Batang, Agung Wisnu Barata.
Ia berharap masyarakat bisa aktif dalam mengawasi keberadaan orang asing. Perusahaan diwajibkan aktif melaporkan keberadaan WNA yang bekerja di lingkungan mereka. Sementara dari pihak hotel bisa turut melaporkan jika ada tamu berkewarganegaraan asing.
“Jadi ketika ada orang asing di sekitar kita jangan hanya diam saja. Kita juga perlu mawas diri dan mengawasi keberadaannya. Apalagi jika ada hal-hal yang mencurigakan untuk segera dilaporkan, bukan untuk dihakimi sendiri oleh masyarakat,” jelasnya.
Kasubsi Intelegen Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Pemalang, Edwin Masila menyampaikan, ada sekitar 209 WNA yang tinggal di Kabupaten Batang. Hal ini berdasarkan data dari pengguna izin tinggal yang diajukan ke kantor imigrasi Pemalang. Dimana di Batang sendiri didominasi WNA asal Jepang, Filipina dan China.
“Kehadiran orang asing ini memiliki potensi kerawanan. Seperti terorisme, radikalisme, penyalahgunaan izin tinggal, konflik sosial dan lainnya. Sehingga perlu adanya peran aktif masyarakat untuk melakukan pengawasan,” terangnya.
Dengan banyaknya warga dan tenaga kerja asing di Batang, ia berharap masyarakat Batang bisa menyiapkan diri. Sehingga nantinya tidak kalah saing dalam menyikapi hadirnya Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.
“Jangan sampai warga Kabupaten Batang sendiri menjadi orang asing di wilayahnya sendiri. Khususnya jangan sampai kita ikuti lifestyle orang asing dan justru asing dengan budaya sendiri,” tandasnya. (yan/zal)