RADARSEMARANG.COM, Batang – Direktur PT Sparta Putra Adhyaksa (SPA), Didik Pramono mendapat teror dari orang tak dikenal. Itu buntut dari pelaporannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait indikasi mafia pelabuhan di Pelabuhan Khusus PLTU Batang.
“Teror tidak hanya melalui telepon gelap tapi juga datang langsung ke rumah,” ungkap Kuasa hukum PT SPA, M Zaenudin Senin (25/7).
Zaenudin menjelaskan, aksi teror yang dilakukan oleh orang tidak dikenal tersebut terjadi beberapa kali. Tidak hanya mengarah kepada klienya saja, tapi juga anggota keluarganya. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, pihaknya meminta perlindungan ke Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK).
Hal ini, sebutnya, selain berkaitan dengan penyampaian informasi ke KPK, juga imbas penetapan tersangka oleh penyidik Polres Pekalongan Kota pada kasus dugaan tagihan fiktif pada Oktober 2021.
“Langkah ini kami tempuh karena kuat dugaan ancaman keselamatan Pak Didik Purnomo dan keluarga masih ada hubunganya dengan kasus yang dialami sebelumnya,” terang Zaenudin.
Sebagai pelengkap pihaknya telah menyiapkan bukti-bukti yang diminta. Segala berkas, bukti kejadian teror sudah diserahkan. Termasuk rekaman CCTV dan data pendukung lain.
“Laporan kami hari ini juga langsung ditindaklanjuti oleh LPSK,” tandasnya.
Mewakili kliennya, Didik Pramono, meminta doa dan dukungan kepada masyarakat agar perkara yang dihadapi cepat selesai. Berharap mafia pelabuhan bisa terungkap. Agar ada kepastian hukum dan iklim usaha di Pelabuhan Batang bisa lebih sehat.
“Harapan kami segera terbongkar hingga ke akar-akarnya dan mendapatkan kepastian hukum yang yang berkeadilan,” ujarnya. (han/zal)