RADARSEMARANG.COM, Batang – Kodim 0736 Batang memantau enam desa rawan kekeringan saat kemarau. Mulai Desa Penundan di Kecamatan Banyuputih, kemudian Desa Kemiri Barat dan Kemiri Timur di Kecamatan Subah, Desa Batiombo, Wonomerto, dan Wonodadi di Kecamatan Bandar.
Pantauan tersebut untuk melihat kondisi sekaligus menyiapkan pengadaan air bersih di wilayah tersebut. Menyusul prediksi BMKG yang menyebut puncak musim kemarau terjadi pada Agustus 2022.
Batti Bakti TNI Staf Teritorial Kodim Batang Pelda Anthon mengatakan, bantuan dari TNI AD akan ditujukan pada wilayah yang benar-benar membutuhkan. Bentuk bantuannya bisa berupa pembuatan tandon air dan pompa hidran.
Kepala Desa Penundan Ahmad Yusuf mengatakan, debit air berkurang drastis saat kemarau. Sehingga kebutuhan air sangat utama bagi warga. Sebenarnya, di wilayahnya sudah ada Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) sejak 2012, namun fasilitas tersebut belum bisa mencukupi kebutuhan air 2.300 warga.
“Sempat membuat sumur bor, tapi waktu musim kemarau kondisinya mengering. Semoga ada perhatian dari pemerintah maupun pihak terkait lainnya, sehingga pasokan air warga kami terpenuhi,” harapnya.
Hal serupa disampaikan Kepala Desa Kemiri Barat Ali Muchidin. Saat musim kemarau wilayahnya sering kekeringan karena debit air menyusut. Di wilayahnya sendiri ada lima dukuh yang selalu kekeringan ketika kemarau.
“Di sisi lain ada satu pondok pesantren dengan 1.200 santri yang juga membutuhkan sumber air bersih. Jadi kendala mereka cuma pasokan air bersih saja karena belum maksimal,” ucapnya.
Solusi sementara, pihak desa mengambil 10 sumber air dari Desa Kemiri Barat untuk mencukupi 1.023 kepala keluarga ditambah 1.200 santri.
“Untuk memenuhi kebutuhan santri, kami sudah berkoordinasi dengan PUDAM Sendang Kamulyan, dan sedang disurvei. Nanti kalau sudah ada bantuan pasokan air bersih InsyaAllah para santri tidak kesulitan untuk kesehariannya,” tandasnya. (yan/zal)
