RADARSEMARANG.COM, Batang – PT Rumah Keramik Indonesia menjadi perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pertama di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia meresmikan secara simbolik pembangunannya, Selasa (7/6). Nilai investasinya mencapai Rp 1,5 triliun.
Bahlil mengapresiasi keberanian Rumah Keramik Indonesia, karena menjadi perusahaan pertama asal Indonesia yang ground breaking di KITB. “Kalau PMA-nya (Penanam Modal Asing) kemaren KCC dari Korea Selatan. Hari ini (kemarin) adalah untuk keramik. Dari total 450 hektare tahap pertama PMDN-nya itu cuma dua. Selebihnya PMA,” ujarnya usai peletakan batu pertama, Selasa (7/6).
Bahlil menjelaskan, PMDN lain baru akan masuk di fase kedua. Lahan KITB tahap dua sendiri mencapai 1.000 hektare. Sebagai PMDM pertama, Rumah Keramik akan memenuhi kebutuhan keramik dalam negeri. Dulunya perusahaan tersebut merupakan importir keramik dari India.
Menurutnya, pengusaha itu tidak bisa dibiarkan sendiri. Negara butuh pengusaha. Jadi, pengusaha dengan pemerintah harus ada kolaborasi. Sehingga terjadi hilirisasi serta menciptakan lapangan pekerjaan. Pihak pemerintah sendiri memberikan berbagai insentif untuk PMDN. Antara lain, keringanan pajak selama lima tahun hingga pembebasan pajak untuk impor alat produksi.
“Bentuk kehadiran pemerintah itu adalah memberikan izin yang gampang, memberikan insentif, memberikan harga gas yang terjangkau agar produk mereka kompetitif,” tegasnya.
Ia juga menjamin Rumah Keramik bakal menggandeng pengusaha lokal. Mulai dari kontraktor hingga bahan baku material produksi. “Seluruh industri yang ada di sini kita pengen ada kolaborasi dengan pengusaha daerah yang profesional. Jangan pengusaha daerah yang modal proposal karena tim kepala daerah, tidak boleh. Terkecuali dia profesional,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur PT Rumah Keramik Indonesia, Surya Handoko menjelaskan, pabriknya akan berdiri di lahan seluas 13 hektare. Produksinya mencapai 21,6 juta meter persegi tiap tahun.
Target itu dicapainya dalam waktu lima tahun. Dalam tiga tahun pertama, pihaknya akan fokus ke pangsa pasar lokal. Setelah tahun ketiga, perusahaan akan mulai mencari pasar ekspor. Proses produksi akan dimulai pada Desember 2023.
“Kami memilih KITB karena pelayanan KITB sangat baik, perizinan sangat cepat dan didukung penuh oleh pemerintah,” terangnya. (yan/zal)