RADARSEMARANG.COM, Batang – Sebanyak 13 ekor sapi di Kabupaten Batang terindikasi tertular penyakit mulut dan kuku (PMK). Ternak-ternak itu tersebar di tiga kandang dari tiga kecamatan. Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislutkanak) Kabupaten Batang pun langsung menerjunkan tim untuk melakukan pemeriksaan.
“Kasus pertama di Desa Rowobelang, Kecamatan Batang, kemudian di Rejosari Barat, Kecamatan Tersono. Terbaru di Desa Menguneng, Kecamatan Warungasem,” ujar Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dislutkanak Kabupaten Batang, Syam Manohara, usai melakukan pemeriksaan di Desa Menguneng, Selasa (17/5).
Ada tujuh ekor sapi di tempat tersebut. Seluruhnya ditemukan gejala klinis PMK. Berupa hipersalivasi atau berliur tanpa henti, lesu atau sariawan di mulut dan hidung. Empat ekor terindikasi lesi, dan hipersalivasi di seluruhnya.
Berdasarkan keterangan pemilik kandang, empat ekor sapi didapatkan dari Jawa Timur. Kemudian, tiga sapi baru yang datang Rabu (11/5) dari Kabupaten Pekalongan. Dugaan kuat, sapi dari Kajen tersebut juga berasal dari Jawa Timur. Dilihat dari jenisnya. Sapi-sapi itu baru bergejala Senin (16/5).
Syam menjelaskan, ketika ada sapi-sapi menunjukkan gejala klinis PMK, pihaknya langsung menuju lokasi. Gejala-gejala itu diamati kemudian dibuatkan laporan bahwa telah ditemukan suspek. Laporan diteruskan ke Balai Besar Veteriner Wates. Mereka akan menurunkan petugas untuk mengambil sampel.
“Kami memberi edukasi pada peternak untuk menjaga ternaknya jangan sampai keluar. Kemudian disinfeksi dan pemberian vitamin setiap hari,” tandasnya. (yan/bas)