RADARSEMARANG.COM, Batang – Jalur Pantura Batang kembali ramai. Itu imbas dari one way jalur tol. Namun kondisi tersebut tidak begitu berdampak besar terhadap pedagang di sepanjang pantura. Sejumlah pedagang mengeluh penjualan tidak selaris tahun-tahun sebelumnya.
“Sepi banget mas, walaupun banyak pemudik yang lalu lalang, jarang berhenti,” keluh Sarwan, salah satu pedagang makanan ringan dan minuman di pantura Gringsing, Minggu (8/5).
Sejak adanya jalan tol, sebenarnya pedagang kaki lima di sekitar Pantura Batang sudah mulai berkurang. Namun mereka menyimpan harapan, musim mudik tahun ini kembali meraup rezeki lebih. Beberapa dagangan yang disiapkan juga cukup sederhana, dari berbagai minuman kemasan, minuman sachet, makanan ringan, mie dan kelapa hijau.
Tetapi harapan tinggal harapan. Pemudik yang diharapkan mampir ternyata banyak yang berlalu begitu saja. Baik pemotor maupun rombongan dengan mobil. “Sangat jarang yang mau singgah untuk sekadar ngopi atau minum kelapa muda,” tandasnya.
Kondisi tak jauh beda saat arus balik. Suasana lapak masih sepi. Hingga berita ini ditulis, warung-warung masih tampak sepi pembeli.
Sarwan yang membuka lapak di SPBU AKR, berharap ada pemudik yang mampir. Terlebih menurutnya, dengan dekat pengisian bahan bakar, juga bisa sekalian istirahat makan minum. Dia mengaku dalam beberapa hari ini, yang mampir hanya segelintir orang saja.
Ia mengatakan, musim mudik 2018 sebelum ada tol, omzet seminggu bisa mencapai Rp 1,5 juta. Tahun ini, yang harapannya pantura ramai, karena aturan one way, ternyata tetap sedikit. “Tahun ini dapat Rp 200 ribu saja sudah bagus,” ujarnya.
Pantauan di lapangan, sepinya pemudik yang berhenti di seputaran Pantura Batang, dikarenakan banyak lapak serupa berdiri di sepanjang jalan. Dari masuk wilayah perbatasan dari Pekalongan hingga wilayah Weleri Kendal.
Selain itu, pengendara rombongan memilih beristirahat di daerah Pekalongan atau Pemalang. Karena banyak destinasi wisata dan pusat oleh-oleh. (han/zal)